MENINGKATKAT
QUALITY PRODUCT MELALUI RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM TINJAUAN
MANAJEMEN INOVASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Akademik Pengganti UAS
Mata Kuliah Manajemen Inovasi
Program Pascasarjana (S2) Magister
Manajemen Inovasi
STIE STEMBI Bandung
(Bandung Business School)
Disusun oleh :
ADE RUHIYAT
10520025
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. HM. Budi Djatmiko, M.Si., MEI
Dr. Dicky Maryono, SE., MM
PROGRAM PASCASARJANA (S2) MAGISTER
MANAJEMEN INOVASI
STIE STEMBI BANDUNG
(BANDUNG BUSINESS SCHOOL)
BANDUNG
2021
Kata
Pengantar
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “Manajemen Inovasi” sebagai pengganti Ujian Akhir Semester
di Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Inovasi STEMBI Bandung. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini Makalah ini penulis
beri judul “Meningkatkat mutu product
melalui research and development dalam tinjauan Manajemen inovasi” dan merupakan salah satu tugas mata kuliah Penelitian
di program Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Inovasi STEMBI Bandung yang diajukan sebagai pengganti Ujian
tengah semester . Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Penelitian dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, 25 Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………...……i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………...………..ii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….………..….iii
DAFTAR COVER BUKU …………………………………………………….…….….……………. iv
BAB I LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….…1
BAB II PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….3
2.1. MANAJEMEN…………………………………………………………………………….………3
2.1.1.
PENGERTIAN MANAJEMEN………………………………………………………...4
2.1.2. SARANA
MANAJEMEN………………………………………………..……………..6
2.1.3. PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN……………………………………………………..7
2.1.4. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
…………………………………………...……….10
2.2. MANAJEMEN INOVASI…………………………………………………………………….…..19
2.3. RESEARCH AND DEVELOPMENT
PRODUCT………………………………………..……..22
2.3.1.
Pengertian Research………………………………………………………………..…..22
2.3.2. Pengertian Development Product …………………………………………………...26
2.3.3. Pengembangan atau development……………………………………………………28
2.3.4. Pengembangan Product …………………………………………………………..….28
2.3.5. Research and Development …………………………………………………….……30
2.3.6. Inovasi Product ……………………………………………………………..………..31
BAB III
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………..…33
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………….…. 39
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hermanto, Bambang
“Pengaruh Regulasi Pemerintah, Akses Informasi, Persaingan Usaha terhadap
Strategi Bisnis dan Kinerja Usaha Industri Kecil di Sulawesi Utara” JAM :
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 8, No 4 (2010) ( Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Manado )
2.
Pribadi, Denny Slamet “Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ditinjau dari Hukum Bisnis” JAM
: Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 6, No 3 (2008)
3.
Wiradirdja, Imas Rosidawati “PEMBONCENGAN REPUTASI PASSING OFF) ATAS MEREK KAITANNYA DENGAN PRAKTEK
PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DAN AKIBAT HUKUMNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
DALAM ERA GLOBALISASI” UNISBA Jurnal Ilmu Hukum Vol 8, No 3 (2006)
4.
Priyono, “PENGANTAR MANAJEMEN”, © 2007 penerbit Zifatama
Publisher, Anggota IKAPI No. 149/JTI/2014
5.
Wijaya , Candra , Dr., M.Pd.,
Rifa’i , Muhammad , M.Pd “DASAR-DASAR MANAJEMEN Mengoptimalkan
Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien”2016, Penerbit PERDANA
PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No.
022/SUT/11)
6.
Helmi , Avin Fadilla “BAGAIMANA
MENCIPTAKAN INOVASI PRODUK?”
FAKULTAS
PSIKOLOGI NIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 17, NO. 1, 2009: 1 – 10 ISSN: 0854‐7108
7.
Paul Trott “Innovation
Management and New Product Development” Portsmouth Business School
Pearson Education Limited 2017
8.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_inovasi#:~:text=Manajemen%20Inovasi%20adalah%20kombinasi%20dari,proses%20bisnis%2C%20dan%20inovasi%20organisasi.
9.
Mochamad Soelton danYanto Ramli “IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI TERHADAP SUMBER DAYA UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA BISNIS INDUSTRI GARMEN DI DKI JAKARTA” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Mercu Buana Vol 3, No 3 (2017) https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jimb/article/view/3855/2023
10.
“RESEARCH OF THE NEW PRODUCT DEVELOPMENT PROCESS” Dr.sc.ing.,
professor, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia, Mg.soc.sc.,
scientific assistant, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia, Mg. soc.sc.,
lecturer, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia. October 2016
11.
Paul D. Leedy . Jeanne Ellis Ormrod “PLANNING AND DESIGN
ELEVENTH EDITION GLOBAL EDITION “©
Pearson Education Limited 2015
12. Ismail,
Zainudin, Priyono “TEORI EKONOMI”
penerbit Darma Ilmu 2012
13. https://www.productplan.com/learn/what-is-product-development/
14. Estri Dwi Martianingtiyas, “Research and Development
(R&D): Inovasi Produk dalam Pembelajaran,”August 2019 Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
15. Hardoyono, Fajar “PENGEMBANGAN PUSAT STUDI PENELITIAN PRODUK
HALAL BERBASIS PENGUJIAN SAINTIFIK [STUDI KASUS PENGUJIAN PRODUK HALAL PADA
MAKANAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN GC/MS, FTIR, PCR DAN ELECTRONIC NOSE” Vol 16 No 1 (2015)
16. Imanda, Ramadhany “Motivasi Pengusaha Dalam Pengembangan
Inovasi Produk (Penelitian Deskriptif Terhadap Pengusaha Garmen Muslim di
Gresik) “Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan ( Airlangga University ) Vol 2, No 5 (2015): Mei-2015
17. Dian Prihadyanti, Chichi Shintia Laksani “R & D dan
Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia”January 2015 DOI:
10.12695/jmt.2015.14.2.5 Indonesian Institute of Sciences
18. Ramadhany Imanda
, Siti Inayatul Faizah “MOTIVASI
PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP
PENGUSAHA GARMEN MUSLIM DI GRESIK) JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Unversitas
Airlangga
19. Niskha
Sandriana, Abdul Hakim, Choirul Saleh ”STRATEGI
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH BERBASIS KLASTER DI KOTA MALANG”
Program Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya, Malang ISSN 2088-7469
(Paper) ISSN 2407-6864 Vol. 5, No. 1, 2015 89. www.jurnal.unitri.ac.id
Daftar
Cover Buku
1.
Priyono, “PENGANTAR
MANAJEMEN”, © 2007 penerbit Zifatama Publisher, Anggota IKAPI No.
149/JTI/2014
2.
Wijaya , Candra , Dr., M.Pd.,
Rifa’i , Muhammad , M.Pd “DASAR-DASAR MANAJEMEN Mengoptimalkan
Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien”2016, Penerbit PERDANA
PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No.
022/SUT/11)
3.
Paul
Trott “Innovation Management and New
Product Development” Portsmouth Business School Pearson Education Limited 2017
4.
Paul
D. Leedy . Jeanne Ellis Ormrod “PLANNING AND DESIGN ELEVENTH EDITION GLOBAL EDITION “© Pearson Education Limited
2015
5.
Ismail,
Zainudin, Priyono “TEORI EKONOMI” penerbit Darma Ilmu 2012
BAB
I
LATAR
BELAKANG
Makalah ini dibuat untuk
menunjukan betapa pentingnya manajemen inovasi pada product berbasis research
and development. Suatu product akan memiliki nilai jual yang tinggi jika
berbanding lurus dengan qualitas product sedangkan qualitas product yang unggul
merupakan hasil dari seleksi beberapa tahapan, mulai dari konsep yang jelas,
bahan baku atau content yang qualitas baik, pengujian yang proporsional
kemudian tahapan research and development baik productnya maupun pasar yang
akan menyerapnya.
Makalah ini penulis beri judul “Meningkatkat mutu product melalui research
and development dalam tinjauan Manajemen inovasi” , mudah – mudahan dapat
menjadi masukan untuk para pengusaha atau pebisnis dalam meningkatkan mutu
productnya baik product real barang, jasa atau content product lainnya. Karena iklim usaha saat ini berbeda dengan
iklim usaha 2 dekade kebelakang yaitu dengan adanya globalisasi, information
technology dan system edukasi yang terus meningkat yang pada akhirnya
persaingan akan semakin sengit dan luas. Dalam ekonomi, persaingan atau
kompetisi adalah bersaingnya para penjual yang sama-sama berusaha mendapatkan
keuntungan, pangsa pasar, dan jumlah penjualan. Para penjual biasanya berusaha
mengungguli persaingan dengan membedakan harga, produk, distribusi dan promosi.
Melalui hasil penelitian menunjukan bahwa persaingan usaha mempunyai pengaruh
langsung yang signifikan dan posistif terhadap strategi bisnis. Artinya semakin
tinggi intensitas persaingan usaha, maka semakin mendorong pengusaha untuk
melakukan yang terbaik untuk menyusun perencanaan, pengambilan keputusan dan
implementasi strategi bisnisnya 1. Melalui monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat yang di atur oleh Undang – undang no 5 tahun 1999 pasal 1
ayat 1 yang menyebutkan bahwa persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan
antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran
barang dan jasa yang dilakukan dengan cara yang tidak jujur atau melawan hokum
atau menghambat persaingan usaha, dan dengan adanya definisi dari persaingan
usaha ini maka melalui Meningkatkat mutu product melalui research and
development dalam tinjauan Manajemen inovasi maka barang, jasa layanan atau
kontens usaha akan lebih kreatif, inovatif, bernilai jual tinggi dan susah
ditiru 2 .
Kemudian dalam globalisasi
perdagangan bebas juga, hak atas merek dagang merupakan hal penting untuk
dibuat dalam perdagangan yang sehat. Tanda digunakan dalam aktivitas
perdagangan barang dan jasa juga sebagai pembeda produk dari suatu perusahaan.
Untuk itu, tanda merupakan keaslian suatu barang atau jasa antara produsen
sebagai jaminan pribadi serta reputasi produk dan jasa tersebut.
Perlindungan atas hak yang timbul
dari kreativitas manusia dalam barang dan jasa sangat berkembang dan memilki
kemiripan dengan pemboncengan reputasi (passing
off) dalam satu sisi. Oleh karena
itu, saat ini pelanggaran merek sering dilakukan dengan motivasi untuk
memperoleh keuntungan dari merek barang atau jasa yang telah terkenal.
Aktivitas tersebut meskipun tidak melanggar hukum namun melanggar hak
perusahaan yang telah memiliki reputasi atas merek barang dan jasa tersebut,
dan salah satu dari upaya meningkatkat mutu product melalui research and
development dalam tinjauan Manajemen inovasi ini juga menghindari dari
duplikasi yang sempurna baik merk, product barang dan jasa yang walaupun sangat
susah untuk dihindari tapi setidaknya kita melakukan aksi preventif terhadap
product barang dan jasa kita 3.
BAB
II
PENDAHULUAN
2.1.
MANAJEMEN
Sejarah perkembangan manajemen
tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa
manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring
dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
zaman purba atau Kaman batu, manusia juga menggunakan keterampilan dan
keahliannya untuk membuat alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan
hidupnya. Manajemen kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian
serta pengetahuan dan keterampil~n yang diperoleh oleh manusia itu. Pengetahuan
serta teknologi (IPTEK) terns tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu sekaligus
juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.
Mempelajari sejarah manajemen
sangat penting bagi kita untuk dapat
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada masa
lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip apa
yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung
dewasa ini. Akhirnya kita harus pula mempelajari dan mengantisipasi
perkembangan di masa mendatang yang tentu saja juga akan menentukan arah
pertumbuhan manajemen itu sendiri. Dengan mengetahui arah perkembangan
manajemen tersebut maka kita juga akan dapat mempersiapkan diri kita untuk
membekali diri kita masing-masing dengan keterampilan-keterampilan manajerial
yang diperlukan di masa mendatang.
Untuk memperjelas gambaran yang
diuraikan tadi, gambar 1 berikut ini menunjukkan sejarah perkembangan manajemen
dari zaman dahulu sampai dengan perkembangan sekarang ini 4.
Gambar 1. Sejarah Perkembangan
Manajemen
2.1.1.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Management berasal dari kata to
manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem,
proses dan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa
harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga menganalisa,
menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban
secara baik. efektif dan efisien 5.
Banyak para pakar manajemen yang
mengemukakan pen- dapat mereka tentang pengertian manejemen. Untuk mengetahui
pengertian manajemen maka berikut ini diketengahkan beberapa pendapat untuk
membantu dalam memahami konsep dasar manajemen.
Secara umum aktivitas manajemen
ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasis secara
efektif dan efesien. Terry (1973) menjelaskan “management is performance of
conceiving and avhieving desired results by means of group efforts consisting
of utilizing human talent and resources”. Proses mengarahkan dan menggerakkan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan
pasar untuk mencapai tujuan organisasi.
Hersey dan Blanchard (1988) mengemukakan
“management is a process of working with
amd through individuals and groups and other resources to accomplish
organizational goals”. Proses bekerja sama antara individu dan kelompok
serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai
aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan
dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintahan, sekolah,
industri dan lain-lain.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen merupakan proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk men-
capai tujuan yang diinginkan. Aktivitas manajerial itu dilakukan oleh para
manajer sehingga dapat mendorong sumber daya personil bekerja memanfaatkan
sumber daya lainnya sehingga tujuan organisai yang disepakati bersama dapat
tercapai 5.
Sejalan dengan pendapat di atas
Mondy & Premeaux (1995) mengemukakan “management
is the process of gettings thing done through the efforts of other people”.
Dengan demikian pada hakekatnya proses manajemen dilakukan para manajer di
dalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu mereka
mempengaruhi para personil atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau
buruh agar mereka bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab
yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam perspektif lebih luas,
manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku
anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain,
organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen. Karena itu di dalamnya
ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur
manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods),
uang (money) dan pasar atau (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi
masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan
organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Clayton Reeser (1973) berpendapat
bahwa manajemen ialah pemanfaatan sumber daya pisik dan manusia melalui usaha
yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, peng- arahan dan pengawasan. Dalam pendapat
ini disadari betul betapa pentingnya peranan sumber daya (resources) yang
dimiliki organisasi, baik sumber daya manusia (human resources) maupun sumber
daya material. Karena pemanfaatan kedua sumber daya tersebut oleh manajer dalam
suatu organisasi secara efektif dan efesien akan mengoptimalkan pencapaian
tujuan organisasi. Pemanfaatan sumber daya organisasi tersebut dimulai dari
melakukan perencanaan yang tepat , pengorganisasian yang mantap, penyusunan
staf yang tepat dan profesional, pengarahan dan pengawasan yang terkendali
dengan baik akan menjamin berfungsinya proses manajerial.
Jika definisi-definisi di atas
diperhatikan, memang ada perbedaan, tetapi pada dasamya para penulis
mengemukakan inti masalah yang sama. Perbedaannya hanya bersifat gradual saja
dan disebabkan oleh perbedaan latar belakang penulis, keadaan dan sudut
penalaran yang dilakukan. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua definisi
di atas adalah sebagai berikut:
1. Manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.
2. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan
koperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
3. Manajemen mempunyai tujuan tertentu, berhasil tidaknya
tujuan itu tergantung pada kemampuan mempergunakan segala potensi yang ada.
4. Manajemen hanya dapat .diterapkan pada sekelompok manusia
yang bekerja sama secara formal serta mempunyai tujuan yang sama pula.
5. Manajemen hanya merapakan alat untuk mencapai tujuan dengan
efektif dan efisien.
6. Dalam manajemen, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
dominan.
7. Manajemen merupakan sistem kerja sama yang koperatif dan
rasional.
8. Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan
tanggung jawab yang teratur.
Konfigurasi manajemen sebagaimana
dalam beberapa definisi yang dikemukakan di atas, berisikan adanya organisasi
sebagai wadah formal, adanya manajer yang melakukan aktivitas manajemen, adanya
anggota organisasi bisnis atau perusahaan dan organisasi jasa lainnya, serta
fungsi-fungsi dan prosedur yang harus dijalankan sebagai suatu ilmu
pengetahuan.
2.1.2.
SARANA MANAJEMEN
Bila kita perhatikan ketiga
devinisi yang sudah dikemukakan di atas, maka nampak seakan-akan satu-satunya
alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau manusia
saja. Hal ini tidak demikian. Perlihatkanlah definisi yang kita berikan
terakhir. Untuk mencapai tujuan maka para manajer menggunakan “Enam M”. Dengan
kata lain sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah: Men, Money, Material. Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebut sumber
daya. Sarana penting atau sarana utama dari setiap manajer untuk mencabai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah men atau manusia. Berbagai
macam aktivitas yang harus. dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitias itu
dapat kita tinjau dari sudut proses seperti: planning, organizing, staffing,
directing dan controlling, dapat pula kita tinjau dari sudut bidang seperti
penjualan produksi, keuangan. personalia, dan lain sebagainya. Untuk melakukan
berbagai aktivitas tersebut kita perlukan manusia. Tanpa adanya manusia,
manajer tidak akan mungkin mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajer
adalah orang yang mencapai hasil melalui orang-orang lain.
Sarana manajemen yang kedua
adalah uang. Untuk mela- kukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah
atau gaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja
dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, peralatan- peralatan dan lain
sebagainya. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa agar
tujuan yang ingin dicapai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kegagalan atau ketidak lancaran
proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan
atau ketelitian dalam penggunaan uang. Dalam proses pelaksanaan kegiatan,
manusia “menggunakan material atau bahan-bahan, karenanya dianggap pula sebagai
alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Demikian pula dalam proses
pelaksanaan kegiatan, terlebih dalam kemajuan teknologi dewasa ini manusia
bukan lagi sebagai pembantu bagi mesin sebagai terlihat pada masa sebelum
revolusi industry malahan telah terjadi sebaliknya, mesin telah berubah
kedudukan- nya malahan sebagai pembantu bagi manusia.
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan
secara berdaya guna dan berhasil guna maka manusia dihadapkan kepada berbagai
altematif methods atau cara melakukan pekerjaan. O1eh karena itu metoda atau
cara dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
Misalnya dewasa ini telah dikenal berbagai metoda atau cara mengajar seperti
ceramah bervariasi, metoda kasus, metoda insiden, games, role piaying dan
sebagainya. Berbagai metoda itu tentu berbeda daya guna dan hasil guna untuk
menca-pai sesuatu tujuan pendidikan tertentu.
Bagi badan yang bergerak di
bidang industri. maka sarana manajemen penting lainnya adalah markets atau
pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri
akan tidak mungkin tercapai. Salah satu masalah pokok bagi sesuatu perusahaan
industri adalah minimal memperlahankan pasar yang sudah ada bila mungkin
berusaha mencari pasar baru bagi hasil produksinya. Oleh karena itulah, salah
satu sarana manajemen penting lainnya khusus bagi permasalahan industri dan
umumnya bagi semua badan yang bertujuan untuk mencari laba adalah markets atau
pasar.
2.1.3.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Setiap manajer harus memiliki
komitmen terhadap prinsip- prinsip manajemen ketika mengimplementasikan tugas
dan tanggungjawabnya. Karena dengan prinsip manajemen ini akan mendukung
kesuksesan manajer dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip manajemen, manajer dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam
men- jalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin
besar, paling tidak dengan prinsip tersebut manajer dapat mengurangi
ketidakbenaran dalam pekerjaannya.
Apakah sebenarnya prinsip itu?
Sehingga manajer itu dapat menghindari atau mengurangi kesalahan dalam
pekerjaannya. Menurut Malayu Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. muncul dari
hasil penelitian dan pengalaman. Prinsip ini sifatnya permanen, umum dan setiap
ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran
dasar dalam bidang ilmu tersebut.
Adapun prinsip-prinsip manajemen,
menurut Winardi (1990) adalah (1) Pembagian kerja, (2) otoritas dan tanggung jawab,
(3) disiplin (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah, (6) dikalahkannya
kepentingan individu terhadap kepentingan umum. (7) penghargaan/balas jasa, (8)
sentralisasi, (9) rantai bertangga, (10) keteraturan, (11) keadilan (12)
stabilitas pelak- sanaan pekerjaan, (13) inisiatif (14) jiwa korps.
Menurut Henry Fayol dalam Malayu
(2002), Prinsip-Prinsip umum manajemen (general principles of management),
adalah
a.
Pembagian
Kerja
Prinsip ini sangat penting,
karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia
dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:
·
keterbatasan
waktu;
·
keterbatasan
pengetahuan;
·
keterbatasan
kemampuan;
·
keterbatasan
perhatian.
Keterbatasan-keterbatasan
ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh
efisiensi organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan,
baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan.
Asas pembagian kerja ini mutlak
harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian kerja berarti
tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian
kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi
tercapainya tujuan.
b.
Kekuasaan
dan Tanggung Jawab
Menurut asas ini
perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan;
wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka
tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang (authority) menimbulkan “hak”, sedangkan
tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya
interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawahan.
c.
Disiplin
Menurut asal ini,
hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah
atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
d.
Kesatuan
Perintah
Menurut asas ini,
hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan
bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat
memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini
perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka
ia akan bingung.
e.
Kesatuan
Arah
Setiap orang
(sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah,
dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kesatuan
tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungan dengan karyawan,
sedangkan unity of direction bersangkutan dengan seluruh perusahaan.
f.
Mengutamakan
kepentingan umum diatas kepen- tingan pribadi
Setiap orang dalam
organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di alas
kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan
daripada pekerjaan sendiri.
g.
Remuneration
of Personnel
Menurut asas ini,
hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang
dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan
maupun majikan.
h.
Pusat
Wewenang
Setiap organisasi harus
mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan
tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan
yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti relatif, bukan absolut
(mutlak).
i.
Hirarkis
Saluran perintah atau
wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal
yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah
harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.
j.
Order
Asas ini dibagi atas
material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam
penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya barang-barang
atau alat- alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang
sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Social order artinya penempatan karyawan
harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.
k.
Keadilan
Pemimpin harus
berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan sosial,
pekerjaan dan hukuman. Perlakuau yang adil akan mendorong bawahan mematuhi
perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas
dan cenderang menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasannya.
l.
Inisiatif
Menurut asas ini,
seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan keseinpatan kepada bawahannya
untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif
memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
m.
Asas
Kesatuan
Menurut asas ini,
kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yung
baik, sehingga terwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk
mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina para bawahannya
sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki perusahaan itu.
n.
Kestabilan
Jabatan
Menurut asas ini,
pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan
tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi,
biaya- biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang
berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha, agar setiap karyawan betah
bekerj i sampai masa pensiunnya. Jika karyawan sering berhenti perlu manajer
menyelidiki penye- babnya. Apakah karena gaji terlalu kecil, perlakuan yang
kurang baik, dan lain sebagainya?
Perlu diketahui dan
dihayati bahwa intisari manajemen adalah mencapai tujuan yang optimal dengan
meningkatkan daya guna Para perintis manajemen lainnya adalah Alexei Stakhanov
(1935) dari Rusia, Robert Owen (1771 -1858) dari Skotlandia yang dijuluki
sebagai Bapak Manajemen Personalia, Charles Babbage (1792-1871) dari Inggris,
dan Iain-lain. Sejak time and motion study dari F.W. Taylor dan teori-teori
yang dikemu- kakan oleh Henry Fayol maka secara resmi manajemen diakui sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapat disejajarkan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan dikelompokkan ke dalam ilmu pengetahuan
sosial. Hal ini disebabkan karena manajemen telah memenuhi syarat-syarat ilmu
pengetahuan (science)
2.1.4.
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Aktivitas manajemen mencakup
spektrum yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah
organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong
terbinannya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta mengawasi
kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dengan kata lain manajemen
memiliki peranan yang sangta strategis dalam mengefektifkan usaha organisasi.
Terry (1975) mengemukakan “management provides effectiveness to human efforts.
It helps achieve better equipment, plants, offices, products, services and
human relations”. Pendapat ini menjelaskan betapa pentingnya peranan manajemen
dalam mencapai efektifitas usaha manusia terutama untuk membantu pencapaian
yang lebih baik dalam mendayagunakan peralatan, lahan, kantor, produk,
pelayanan dan hubungan manusia dalam organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien itulah, manajemen harus difungsikan
sepenuhnya pada setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan, maupun
pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), coordinating (koordinasi) dan pengawasan (controlling). Paling
tidak kelima fungsi tersebut dianggap men- cukupi bagi aktivitas manajerial
yang akan memadukan peman- faatan sumber daya manusia dan sumber daya material
melalui kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
Pendapat lain mengemukakan empat
fungsi manajemen sebagaimana dikemukakan Terry (1975), yang terdiri dari:
theser four fundamental functions of management are (1) planning (2) organizing
(3) actuating (4) controlling”. Di dalam aktivitas manajemen ada empat fungsi
yaitu ; perencanaan, pengorgani- sasian, penggerakan dan pengawasan.
Henry Fayol dalam Winardi (1990)
mengemukakan ada lima fungsi manajemen, yaitu: 1) planning (perencanaan), 2)
organizing (pengorganisasian), 3) command (memimpin), 4) coordination
(pengkoordinasian), 5) control (pengawasan).
Siagian (2004) mengemukakan bahwa
fungsi manajemen mencakup (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3) pemotivasian
(4) pengawasan, dan (5)
penilaian. Demikian pula Mondy dan Premeaux (1995), mengemukakan “the
management process is said to consist of four functions : planning, organizing,
inpluencing and controlling” Dapat disimpulkan pada pokoknya manajemen memiliki
fungsi yaitu: perencanaan, penmgorganisian, peng- gerakan, dan pengawasan.
Untuk penjelasan lebih terperinci
penulis menguraikan beberapa fungsi pokok manajemen sebagai berikut.
1. Perencanaan
(planning)
Perencanaan merupakan tindakan
awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Perencanaan merupakan
salah satu fungsi manajemen, sehingga dengan demikian perencanaan adalah
merupakan salah satu syarat mutlak untuk dapat melak- sanakan manajemen yang
baik. Dan untuk membuat suatu perencanaan yang baik kita harus memikirkan
secara matang jauh-jauh sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukan
kemudian. Hal ini berarti untuk dapat membuat perencanan yang baik kita harus
mampu melihat jauh ke depan. Dengan memikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan
yang akan dilakukan, maka dapat diharapkan tindakan-tindakan yang akan kita
lakukan hanya kecil kemungkinannya mengalami kekeliruan. Hal ini berarti kita
telah memperkecil risiko yang mungkin timbul baik risiko kekeliruan maupun
risiko kemungkinan kegagalan. Dengan perencanaan yang baik berarti kita
dimungkinkan untuk dapat memilih tindakan-tindakan yang paling baik dalam arti
yang paling ekonomis. Dengan, demikian hal ini berarti sesuai dengan prinsip ekonomi
yang mengatakan, Untuk mencapai hasil (tujuan) tertentu diusahakan pengorbanan
yang sekecil- kecilnya atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan hasil
sebesar-besamya. Apabila kita tidak mengadakan perencanaan dengan baik, maka
hal ini berarti kemungkinan tindakan- tindakan yang kita lakukan banyak terjadi
kekeliruan sehingga akan dapat menimbulkan pengor-banan yang lebih besar atau
malahan tujuan yang telah kita tetapkan tidak dapat dicapai. Berdasarkan
penjelasan di atas maka perlu kami tegaskan di sini bahwa untuk melaksanakan
manajemen yang baik mutlak diperlukan perencanaan yang baik.
Mondy & Premeaux (1995)
menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should be
accomplished and how it should be realized”. Perencanaan merupakan proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam
kenyataan. Berarti didalam perencanaan ditentukan apa yang akan dicapai dengan
membuat rencana dan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan para manajer di setiap level manajemen. Selanjutnya Terry (1975)
mengemukakan “Planning is the selecting and relating of facts and the making
and using of assumption regarding the future ini the visualization and
formulation of proposed activities, belive necessary to achieve desired
results”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam
kegiatan perencanaan yaitu : 1) pengumpulan data ,2) analisis fakta dan,3)
penyusunan rencana yang konkrit.
Dalam implementasinya kegiatan
perencanaan yang disusun hendaknya mempertibangkan hal-hal berikut ini:
Perencanaan adalah Menetapkan Alternatif, Perencanaan
yang dibuat secara mendadak kemungkinan hasilnya tidak/kurang baik sebab dengan
demikian kita tidak/kurang mempunyai waktu untuk dapat berpikir dengan baik.
Mungkin suatu keputusan yang baik dapat diambil secara mendadak, tapi
perencanaan adalah merupakan suatu kumpulan keputusan- keputusan yang saling
kait mengait sehingga sulit perencanaan tersebut dibuat secara mendadak. Dalam
membuat suatu perencanaan yang baik maka sebelumnya kita harus “menetapkan
alternatif-alternatif dan kemungkinan kita memilih satu atau beberapa
alternatif yang kita anggap paling baik. Dalam membuat perencanaan seringkali
kita dihadapkan pada berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan dan
cenderung bersifat kompleks diantara- nya fasilitas, personalia, dan sebagainya,
maka untuk dapat menetapkan alternatif-alternatif tersebut serta memilih
alternatif- alternatif yang paling baik tidaklah semudah apa yang kita
pikirkan. Hal ini berarti untuk menetapkan serta memilihnya diperlukan waktu
yang cukup agar kita dapat berpikir dengan baik.
Perencanaan Harus Realistis dan Ekonomis, adanya waktu yang
cukup diharapkan agar kita dapat berpikir dengan Iebih baik, sehingga
perencanaan yang kita buat diharapkan akan lebih baik pula. Tapi yang dimaksud
dengan perencanaan yang baik salah satunya harus bersifat realistis dan
ekonomis. Hal ini merupakan syarat mutlak bagi perencanaan yang baik. Dengan
demikian dalam menetapkan alternatif dalam peren- canaan kita harus mampu
menilai apakah alternatif yang dikemu- kakan realistis atau tidak. Alternatif
rencana juga perlu mem- pertimbangkan kemungkinan untuk dapat direalisasi atau
tidak. Dengan perencanaan yang realistis tapi ekonomis maka berarti tujuan yang
telah ditetapkan mempunyai kemungkinan besar untuk dapat dicapai, tapi secara
ekonomis dapat diper- tanggungjawabkan.
Perencanaan harus memperhitungkan
segala kemungkinan, Perencanaan berarti kemampuan melihat ke depan, padahal apa
yang akan datang belum tentu sesuai dengan apa yang kita ramalkan. Banyak
kemungkinan yang dapat memperkuat perencanaan kita tetapi banyak pula yang
dapat melemahkan bahkan menggagalkan perencana-an yang kita buat. Meskipun
kemungkinan yang melemahkan atau memperkuat pelaksanaan perencanaan kita
tersebut sebagian bersifat ekstern yang di luar kekuasaan kita, tapi agar
perencanaan tersebut sesuai dengan apa yang kita ramalkan maka kemungkinan-
kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan.
Dalam membuat suatu perencanaan
maka diperlukan tahap-tahap/ langkah-langkah tertentu. Tahap-tahap tersebut
merupakan prosedur yang harus dilalui dalam setiap pembuatan perencanaan, sebab
tanpa melalui tahap-tahap tersebut akan kurang sempurnalah perencanaan yang
dibuatnya. Tahap-tahap tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Penetapan tujuan, suatu perencanaan tidak dapat dibuat tanpa
ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, sebab perencanaan justru
dibuat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ditetapkan terutama adalah tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang di mana tujuan jangka pendek harus
merupakan batu loncatan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Karena itu dapat
terjadi tuju-an jangka pendek yang ditetapkan tersebut akan dapat menimbulkan
kerugian bagi organisasi, meskipun sebenarnya tujuan jangka pendek yang
ditetapkan tersebut akan menunjang tujuan jangka panjang untuk mencapai tujuan
yaitu mendapatkan keuntungan maksimal. Penetapan tujuan hendaknya dilakukan
secara hati-hati sebab tujuan yang ditetapkaan harus realistis dan ekonomis.
Tujuan yang realistis adalah tujuan yang mempunyai kemungkinan untuk dicapai
berdasarkan situasi dan kondisi yang dapat dicapai. Sedangkan tujuan yang
ekonomis apabila tujuan yang ditetapkan tersebut adalah merupakan tujuan yang
secara maksimal dengan peng- gunaan daya dan dana serta fasilitas dari
perusahaan yang telah tersedia semaksimal mungkin. Oleh karena itulah tujuan
yang telah ditetapkan harus realistis dan ekonomis.
Menetapkan
alternatif cara bertindak,
Setelah tujuan ditetapkan, data-data dikumpulkan serta ramal-an-ramalan
ditetapkan maka kemudian manajer mulai menetap-kan alternatif- alternatif cara
bertindak atau alternatif-alternatif perencanaan. Mengapa alternatif-alternatif
tersebut perlu dikemukakan? Dengan menetapkan alternatif berarti kita telah
mengusahakan sedapat mungkin beberapa cara yang dapat ditempuh, sehingga kita
akan dapat memilih alternatif yang paling baik. Tanpa menetapkan alternatif,
maka apa yang kita tetapkan sebagai cara bertindak tersebut mungkin suatu cara
yang tidak realistis dan tidak ekonomis. Tapi mungkin realistis tetapi tidak ekonomis.
Dengan menetapkan alternatif maka kemungkinan kita akan mendapatkan suatu cara
untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling baik dalam arti yang paling
efisien. Bagaimana kita dapat menetapkan bahwa cara itu yang paling baik
bilamana kita tidak membandingkan dengan alternatif yang lain. Mengadakan
penilaian alternatif, Alternatif yang telah kita tetapkan tersebut harus kita
adakan penilaian kepada masing-masing. Dengan penilaian tersebut kita akan
mengetahui kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing- masing
alternatif. Dalam melakukan penilaian ini kita harus bertindak secara objektif
sehingga penilaian kita betul-betul penilaian yang jujur dan tidak berat
sebelah.
Memilih alternatif, Berdasarkan penilaian terhadap masing-masing
alternatif tersebut kita dapat memilih yang menurut kita yang paling tepat
untuk mencapai tujuan. Tepat di sini adalah dalam arti dengan cara perencanaan
tersebut akan dicapai suatu tujuan dengan yang paling efisien. Dengan kata lain
perencanaan yang kita buat tersebut adalah perencanaan yang efisien dan
efektif.
2. Pengorganisasian
(Organizing)
Sebelum dijelaskan hakekat
pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen, maka terlebih dahulu
dikemukakan arti organisasi, sebab organisasilah yang menjadi wadah bagi seluruh
aktivitas manajerial, tak terkecuali pengorganisasian. Mondy & Premeaux
(1995) menjelaskan “an organization is two or more people working together in a
coordinated manner to achieve group results”.Kerjasama dua orang atau lebih
dalam suatu koordinasi yang terpadu untuk mencapai tujuan kelompok merupakan
organisasi.
Reeser (1973) mengemukakan “as
managerial function, organizing is defined as grouping work activities into
departement, assigning authority and coordinating the activities of the
different departements so that objectives are met and conflics minimized”.
Pendapat ini menekankan bahwa pengorganisasian itu berfungsi untuk membagi
kerja terhadap berbagai bidang, menetapkan kewenangan dan pengkoordinasian
kegiatan bidang yang berbeda untuk menjamin tercapainya tujuan dan mengurangi
konflik yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian sebuah organisasi
terdiri dari beberapa unsur yaitu : (1) ada kumpulan orang- orang (2) ada
pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi (3) bekerjasama di mana
aktivitas-aktivitas yang terpoisah dikoordinir (4) ada tujuan bersama yang akan
dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.
Pengorganisasian merupakan fungsi
manajemen yang kedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu
rencana organisasi. Menurut Winadi (1990) pengorgani- sasian ialah suatu proses
di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani
dan aktivitas- aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai
tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas Terry (1973) menjelaskan:
Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among
persons, so that they may work together efficiently and gain personal
satisfaction in doing selected task under given environmental conditions for
the purpose of achieving some goal or objective.
3. Pengarahan
(Directing)
Sebagai langkah selanjutnya
aktivitas manajerial ialah pengarahan (directing). Koontz & O’Donnell
(1976) mengemukakan: ”directing is the interpersonal aspect of managing by
which subordinates are led to understand and contribute effectively and
effeciently to attainment of enterprise objectives, directing involves guiding
and leading subordinates”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa melalui kegiatan
pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan
kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan
meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan sehingga para manajer harus memotivasi staf dan personil
organisasi agar secara sukarela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasia
rencana yang dibuat.
Pada hakekatnya pengarahan ini
menganding kegiatan pemberian motivasi (motivating). Kegiatan ini sebenarnya
ter- dapat pada kegiatan directing sebagai sebuah fasilitas atau sarana
melakukan pengarahan terhadap para personil dalam organisasi.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah salah satu
fungsi manajemen. Dalam organisasi keberadaan pengorganisasian sangat penting
bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Stoner
(1991) mengemukakan bahwa proses pengorgani- sasian dibagi menjadi lima
tahapan, yaitu : perincian pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan,
koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi. Dengan demikian koordinasi
meru- pakan bahagian integral dari proses pengorganisasian. Sebelum lebih jauh
mengungkapkan keberadaan koordinasi maka perlu dikemukakan pengertian
koordinasi. Reeser, dkk (1973) men- jelaskan: ”Coordination is the function of
assuring that the contributions from subsystem are made as required and that
they are linked together into a harmonious whole”. Pendapat mengungkapkan bahwa
koordinasi adalah suatu fungsi yang menjamin sumbangan dari satu sub sistem
atau bagian dalam organisasi dibuat sebagai syarat yang mana mereka saling
terkait bersama kedalam suatu situasi yang harmonis secara utuh.
Menurut Winardi (1990),
koordinasi mengimplikasikan bahwa elemen-elemen sebuah organisasi saling
berhubungan dan mereka menunjukkan keterkaitan sedemikian rupa hingga semua
orang melaksanakan tindakan tepat pada waktu yang tepat dalam rangka mencapai
tujuan. Selanjutnya koordinasi menurut Anderson (1984) bahwa :”process involving the transfer of information
between jobs and people to avoid overlap of work and to ensure that effort and
resources and balanced across tha total organization”. Ini berarti
koordinasi merupakan proses yang melibatkan pemindahan informasi antara
pekerjaan dan orang untuk menghindarkan pekerjaan yang tumpang tindih, menjamin
usaha dan sumber penghasilan serta keseimbangan keseluruhan organisasi.
Thompson seperti dikutip oleh
Stoner (1996) bahwa ada tiga variasi ketergantungan antar unit kerja dalam
suatu organisasi yaitu : (a) ketergantungan yang dikelompokkan yaitu apabila
unit-unit organisasi tidak tergantung satu dengan yang lain, namun sangat
tergantung pada prestasi yang memadai (b) ketergantungan skuensial yaitu
apabila suatu unit organaisasi harus melaksanakan aktivitasnya terlebih dahulu
sebelum unit- unit selanjutnya dapat bertindak, sedangkan (c) ketergantungan
timbal balik melibatkan hubungan timbal balik antara sejumlah unit.
Selanjutnya Koontz dan O’Donnell
(1972) menjelaskan: “ the best coordination occurs when individuals see how
their jobs contribute to the dominate goals of their enterprise”.Setiap bidang
pekerjaan memiliki kontribusi penting dalam rangka pencapaian tujuan
organaisasi melalui proses koordinasi antar bidang atau unit-unit yang ada
dalam organisasi. Kesatuan usaha dari semua unit adalah bekerja untuk mencapai
tujuan kelompok atau organisasi bukan terpisah-pisah dalam unit tersendiri.
Menurut Siagian (2004) koordinasi memiliki beberapa fungsi, yaitu: (1)
pencegahan konflik dan kontradiksi (2) pen- cegahan persaingan yang tidak sehat
(3) pencegahan pemborosan (4) pencegahan
kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan terjadinya perbedaan pendekatan dari
pelaksanaan. Untuk melakukan koordinasi yang efektif diperlukan adanya
komunikasi. Lewis (1987) menjelaskan :”specifik organizational communication
activities included communication about work goal, program establishment,
coordination, evaluation and soon”. Proses komunikasi akan menentukan efektif
tidaknya koordinasi dalam organaisasi. Untuk itu melalui komunikasi yang
efektif akan tercipta koordinasi pelaksanaan tugas yang memuaskan.
Di sisi lain koordinasi harus
mengisyaratkan tersedianya komunikasi yang tepat antara komponen-komponen
organisasi dan memungkinkan mereka untuk memahami aktivitas-aktivitas mereka
satu sama lain dan membantu mereka untuk bekerjasama dengan baik dalam arus
kerja secara umum. Pelaksanaan tugas dari berbagai unit dalam organaisasi
memerlukan suatu koordinasi yang baik sehingga efektivitas dari masing-masing
unit sangat tergantung pada bagaimana kegiatan yang dilak- sanakan sinkron
dengan kegiatan unit lainnya. Dijelaskan oleh Handayaningrat (1984) mengenai
pentingnya koordinasi yaitu : (1) koordinasi yang baik akan mempunyai efek
adanya efesiensi terhadap organisasi itu Koordinasi dapat menghindarkan
terjadinya pemborosan uang, tenaga dan alat-alat (2) koordinasi mempunyai efek
terhadap moral organisasi terutama yang berhubungan dengan peranan kepemimpinan
(leadership). Koordinasi yang baik akan muncul dari kepemimpinan yang baik (3)
koordinasi mempunyai efek terhadap perkembangan personal dalam organisasi. Para
personil organisasi perlu diken- dalikan agar pekerjaannya tidak simpang siur
dan bertabrakan satu sama lain yang akan mengganggu pencapaian tujuan bersama.
Di samping itu proses koordinasi itu sendiri dibagi kepada tiga tingkatan,
yaitu :Pertama, harus ada rencana perilaku yang telah dibuat bagi semua anggota
kelompok. Kedua, seluruh rencana itu atau sedikitnya bagian-bagiannya yang
relevan harus dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Ketiga, kesediaan
setiap orang untuk berbuat sesuai dengan rencana harus dikem- bangkan. Lebih
lanjut koordinasi dapat diperlancar apabila masing-masing anggota organisiasi
memahami tujuan-tujuan, rencana-rencana, penerimaan mereka dan kesediaan mereka
menyumbangkan tenaga untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan. Karena itu tujuan,
kebijakan, prosedur kerja, peraturan dan disiplin harus dimantapkan dan
dikomunikasikan dengan baik untuk mencapai koordinasi yang diharapkan dalam
pelak- sanaan maupun pencapaian tujuan.
5. Pengawasan
(Controlling)
Sebagai salah satu fungsi
manajemen, pengawasan merupakan tindakan terakhir yang dilakukan para manajer
pada suatu organisasi. Pengawasan (controlling) merupakan proses pengamatan
atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar
supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan pengawasan diharapkan penyimpangan
dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang
direncakanakan dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah dan
pendayagunaan sumber daya material akan mendukung terwujudnya tujuan
organisasi. Robins (1984) menjelaskan “control is the process of monitoring
activities to ensure they are being accomplished as planned and of correcting
any significant deviations”. Dengan kata lain pemantauan segala aktivitas untuk
menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncakan dan pemeriksaan terhadap
adanya penyimpangan menjadi hakekat pengawasan. Pengawasan ini dapat dilakukan secara
langsung (direct control) maupun pengawasan tidak langsung (indirect control).
Proses pengawasan yang akan
menjamin standar bagi pencapaian tujuan, tentang hal ini Terry (1973)
menjelaskan “controlling is determining
what is being accomplish, that evaluating performance and, if necessary
applying corrective measures so performance takes according to plans”.Pendapat
di atas mengandung pengertian bahwa pengawasan merupakan usaha yang sistematis
dalam menentukan apa yang telah dicapai yang mengarah kepada penilaian kinerja
dan pentingnya mengkoreksi atau mengukur kinerja yang didasarkan pada
rencana-rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan yang dibuat dalam
fungsi manajemen se- benarnya merupakan strategi untuk menghindari
penyimpangan- penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan
input (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, faslititas, dan
informasi), demikian pula pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan
ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi), sedangkan yang lain adalah pengawasan
terhadap output (standar produk yang diinginkan). Sasaran pengawasan sesung-
guhnya diarahkan pada upaya mencapai hal-hal berikut:
1) Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselanggara
sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi dimaksud.
2) Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan
organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara
efisien dan efektif.
3) Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada
berlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan dan bukan
kepada kepentingan individu yang sesungguhnya ditempatkan di bawah kepentingan
organisasi.
4) Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja
sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
dari sarana dan prasarana tersebut.
5) Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin.
6) Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.
Berkaitan dengan tujuan di atas,
sebenarnya pengawasan sebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu
(1) meng- ukur perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (3) memperbaiki
penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
2.2.
MANAJEMEN INOVASI
Inovasi merupakan istilah yang
pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter pada tahun 1934. Inovasi dipandang
seba‐
gai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Istilah kombinasi baru ini dapat
merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru.
Istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti orisinal tetapi lebih ke
‘kebaruan’. Arti kebaruan ini diperjelas dengan pendapat Schumpeter yang
mengatakan bahwa ino‐
vasi adalah mengkreasikan dan mengim‐
plementasikan sesuatu menjadi kombinasi baru. Melalui inovasi seseorang dapat
menambahkan nilai dari produk, pelayan‐
an, proses kerja, pemasaran, sistem pengi‐
riman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga pemegang saham
dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003)6.
Inovasi adalah salah satu kata
yang tiba-tiba sepertinya ada di sekitar kita. Perusahaan peduli dengan
kemampuan mereka untuk berinovasi, yang diduga bergantung pada masa depan
mereka (Christensen dan Raynor, 2003), dan banyak konsultan manajemen sibuk
membujuk perusahaan tentang bagaimana mereka dapat membantu mereka meningkatkan
kinerja inovasi mereka. Politisi juga peduli dengan inovasi: bagaimana
merancang kebijakan yang merangsang inovasi telah menjadi topik hangat di
berbagai tingkat pemerintahan. Komisi Eropa, misalnya, telah menjadikan
kebijakan inovasi sebagai elemen sentral dalam upayanya untuk memperkuat
ekonomi Eropa . Sejumlah besar literatur telah bermunculan, terutama dalam
beberapa tahun terakhir, tentang berbagai aspek inovasi dan banyak unit
penelitian baru yang berfokus pada inovasi telah dibentuk (Martin, 2012)7.
Manajemen Inovasi adalah
kombinasi dari manajemen dari proses inovasi dan manajemen perubahan. Hal ini
mengacu pada produk, proses bisnis, dan inovasi organisasi. Manajemen inovasi
terdiri dari serangkaian metode yang memungkinkan manajer dan insinyur untuk
bekerja sama dengan kesamaan pemahaman mengenai proses dan tujuan. Manajemen
inovasi memungkinkan organisasi untuk menanggapi peluang eksternal atau
internal dan menggunakan kreativitas untuk memperkenalkan ide-ide, proses, atau
produk. Hal ini tidak diturunkan untuk R&D; melibatkan pekerja pada setiap
tingkat dalam memberikan kontribusi kreatif untuk sebuah perusahaan
pengembangan produk, manufaktur dan pemasaran.
Dengan memanfaatkan peralatan
manajemen inovasi, manajemen dapat memicu dan menyebarkan kemampuan kreatif
tenaga kerja untuk pengembangan yang berkesinambungan dari perusahaan. Alat Umum yang meliputi brainstorming, virtual
prototyping, produk manajemen siklus hidup, ide manajemen, TRIZ, Fase–model
gerbang, manajemen proyek, lini produk perencanaan dan manajemen portofolio.
Proses ini dapat dilihat sebagai evolusi integrasi organisasi, teknologi, dan
pasar oleh iterasi rangkaian kegiatan: mencari, memilih, menerapkan, dan
menangkap.
Proses inovasi dapat didorong
atau ditarik melalui pembangunan. Yang mendorong proses ini didasarkan pada
teknologi baru atau teknologi yang telah ada, dimana organisasi memiliki akses,
dan mencoba untuk menemukan aplikasi yang menguntungkan. Yang menarik proses
ini didasarkan pada menemukan daerah di mana kebutuhan pelanggan yang tidak
terpenuhi, dan kemudian menemukan solusi untuk kebutuhan tersebut. Untuk
berhasil dengan metode lain yang baik, diperlukan pemahaman pasar dan
masalah-masalah teknis. Dengan cara membuat pengembangan tim multi fungsional,
yang berisi para insinyur dan pemasar, kedua dimensi ini dapat diselesaikan 8.
The product lifecycle semakin
pendek karena kompetisi yang meningkat. hal ini memaksa perusahaan untuk
mengurangi waktu penjualan. Manajer inovasi harus menurunkan waktu
pengembangan, tanpa mengorbankan kualitas dan kebutuhan pasar.
Manajemen inovasi ini didasarkan
pada beberapa ide-ide yang dikemukakan oleh ekonom Austria Joseph Schumpeter,
bekerja selama tahun 1930-an, yang mengidentifikasi inovasi sebagai faktor penting
dalam pertumbuhan ekonomi. Bukunya "Kapitalisme, Sosialisme dan
Demokrasi" pertama sepenuhnya yang mengembangkan konsep creative
destruction.
Manajemen inovasi membantu
organisasi memahami kesempatan dan menggunakannya untuk membuat dan
memperkenalkan ide-ide baru, proses, atau produk secara industri. Kreativitas
adalah dasar manajemen inovasi; tujuan akhirnya adalah perubahan dalam
pelayanan atau proses bisnis. Ide-ide inovatif adalah hasil dari dua langkah
berturut-turut, imitasi dan penemuan.
Dengan memanfaatkan alat
manajemen inovasi, manajemen dapat memicu dan menyebarkan kemampuan kreatif
tenaga kerja untuk pengembangan yang berkesinambungan dari perusahaan. alat
Umum yang meliputi brainstorming, virtual prototyping, produk manajemen siklus
hidup, ideation, TRIZ, Fase–model gerbang, manajemen proyek, lini produk
perencanaan dan manajemen portofolio. Proses dapat dilihat sebagai evolusi
integrasi organisasi, teknologi, dan pasar, dengan iterasi rangkaian kegiatan:
mencari, memilih, menerapkan, dan menangkap.
Proses inovasi dapat didorong
atau ditarik melalui pembangunan. Proses pendorong didasarkan apda penemuan
teknologi baru atau lama dimana organisasi memiliki akses kedalamnya. Tujuannya
adalah untuk menemukan keuntungan aplikasi untuk teknologi yang sudah ada.
Proses menarik, sebaliknya, didasarkan pada menemukan daerah di mana kebutuhan
pelanggan yang tidak terpenuhi dan mencari solusi untuk kebutuhan tersebut.
Untuk berhasil dengan baik metode, diperlukan pemahaman pasar dan
masalah-masalah teknis. Dengan membuat tim pengembangan multi-fungsional, yang
berisi para insinyur dan pemasar, kedua dimensi ini dapat diselesaikan.
Tidd and Bessant (2013:24) mengatakan bahwa umumnya inovasi didorong oleh
kemampuan untuk melihat hubungan, peluang dan mengambil keuntungan dari
kesempatan yang ada. Inovasi bukan hanya tentang membuka pasar baru, tetapi
juga dapat menawarkan cara-cara baru untuk melayani proses yang sudah
terbentuk. Inovasi tidak hanya terbatas pada produk produksi, banyak contoh
pertumbuhan melalui inovasi dapat ditemukan di bisnis pelayanan. Inovasi selalu
menjadi karakteristik yang paling penting yang berhubungan dengan keberhasilan.
Perusahaan yang berinovasi umumnya mencapai pertumbuhan yang lebih baik atau
lebih berhasil daripada mereka yang tidak berinovasi. Perusahaan-perusahaan
yang mendapatkan pangsa pasarnya dan meningkatkan profitabilitasnya adalah
mereka yang berinovatif. Tidd and Bessant mengatakan bahwa inovasi selalu berhubungan
dengan perubahan
dan terdapat beberapa bentuk
perubahan dalam inovasi sebagai berikut: (1) Product innovation - changes in
the things (products/services) that an organization offers; (2) Process
innovation - changes in the ways in which they are created and delivered; (3)
Position innovation - changes in the context in which the products/services are
introduced; (4) Paradigm innovation - changes in the underlying mental models
which frame what the organization does 9.
2.3.
RESEARCH AND DEVELOPMENT PRODUCT
Pengembangan produk baru adalah salah satu faktor
kunci untuk kemajuan dan keunggulan kompetitif di setiap negara. Perusahaan di
seluruh dunia dihadapkan pada perubahan teknologi dan layanan produksi
organisasi. Siklus hidup produk tidak pernah sesingkat sekarang, Oleh karena
itu, pengembangan produk baru adalah salah satu tugas bisnis terpenting. Hanya
menggunakan metode tradisional untuk meningkatkan daya saing, misalnya,
pengurangan biaya, tidak mungkin untuk tetap berada di pasar. Hanya pendekatan
yang konsisten dan pengembangan ide kreatif adalah faktor, yang membantu
perusahaan untuk beroperasi dengan sukses. Dalam perekonomian apapun,
pengembangan produk atau layanan baru sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi
dan vektor pembangunan kesejahteraan. Salah satu kemungkinan untuk 10.
Untuk mencapai tujuan ini,
beberapa tugas ditentukan:
• membandingkan model pengukuran
inovasi yang berbeda
• mengembangkan model baru, yang
memungkinkan evaluasi setiap tahap dari proses inovasi;
2.3.1. Pengertian Research
Research atau penelitian adalah kata
yang sering digunakan untuk mewakili serangkaian kegiatan atau untuk
mengartikan sesuatu yang kurang tepat sehingga perlu diluruskan terlebih
dahulu.
Untuk memahami apa itu riset atau
penelitian, kita perlu tahu apa yang
bukan dikatagorikan riset dan apa karakteristik riset.
Apa yang Bukan Riset
Perlu diketahui bahwa research
atau penelitian atau riset:
a.
Bukan
hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. Ini namanya
pencarian informasi (information discovery)
b.
Bukan
memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan menghilangkan inti
dari riset yaitu: intepretasi data. Misalnya seorang mahasiswa membuat tulisan
tentang Teknologi Pendeteksi Gempa Bumi yang membutuhkan sumber informasi dari
berbagai macam sumber dan format. Namun demikian karena sifatnya mengkoleksi
data, informasi dari berbagai sumber dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah
tulisan tanpa intepretasi data, maka kegiatan yang menghasilkan tulisan ini
bukanlah riset.
c.
Bukan
mencari informasi tertentu secara acak. Misalnya kita ingin membeli rumah,
kemudian kita mencari informasi-informasi tentang rumah-rumah yang setipe,
harga yang mendekati, lokasi yang bervariasi dan model-model yang ditawarkan
melalui brosur-brosur perumahan untuk menentukan rumah yang seperti apa yang
kita inginkan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
d.
Bukan
sekedar istilah untuk menarik perhatian. Beberapa iklan produk menggunakan kata
“riset” untuk menarik perhatian konsumen dan meyakinkan konsumen bahwa produk
mereka bermutu.
Karakteristik Riset
Jika riset bukanlah 4 hal di atas
maka apakah riset itu? Riset adalah
proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara
sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang
menarik perhatian kita.
Sekalipun kegiatan ini dapat saja
terjadi untuk hal sehari-hari, tapi kita fokuskan pada FORMAL RESEARCH yaitu
riset yang ditujukan untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena dan
untuk dikomunikasikan kepada komunitas (dipublikasikan).
Menurut Paul Leedy dalam Practical Research,
ada 8 karakteristik riset:
1.
Riset
berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan pertanyaan kita
sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan
dapat berasal dari sekitar kita.
2.
Riset
membutuhkan tujuan yang jelas : pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “
Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan
permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.
3.
Riset
membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana kegiatan
disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga
bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan
misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah
data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam riset?
4.
Riset
biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa sub- masalah: untuk
mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi
beberapa sub masalah.
Masalah : Kompresi data dengan
algoritma substitution Sub-masalah:
·
bagaimana
melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30% dari file
asli?
·
bagaimana
melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
5.
Riset
dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan
atau hipotesis riset yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi
atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan
riset berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke
sumber-sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab
permasalahan riset yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu.
Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data. Jika
suatu hipotesis tidak didukung oleh data, maka hipotesis itu
6.
Riset
mengakui asumsi-asumi: Dalam riset, asumsi merupakan hal penting untuk
ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan riset
jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita
melakukan riset.
7.
Riset
membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang
mendasari adanya riset: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti
memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam riset
data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8.
Riset
bersifat siklus: siklus dari riset dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.1.
Gambar
1.1: Siklus Riset
Untuk memulai suatu penelitian,
permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal
yang membantu penemuan tersebut adalah: membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah
pada bidang yang diminati.
Dengan membaca beberapa artikel
jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari
pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.
Permasalahan sebagai Inti Riset
Pada dasarnya riset dapat
dikatagorikan menjadi dua jenis:
1.
basic
research/penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau konsep dalam bidang
tertentu
2.
applied
research/penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan teori untuk
mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan suatu produk yang
membantu manusia.
Dalam kedua jenis riset tersebut,
adalah penting untuk menentukan permasalahan yang akan dibahas dan
diselesaikan. Permasalahan tersebut biasanya berupa pertanyaaan yang jawabannya
memberikan hal baru yang berbeda dan permasalahan tersebut mengembangkan
pengetahuan tentang sesuatu misalnya cara berpikir yang baru tentang sesuatu,
kemungkin baru dalam penerapan atau membuka jalan bagi penelitian selanjutnya.
Permasalahan untuk riset haruslah
mengandung interpretasi data yang merupakan hasil pemikiran si peneliti dalam
mencari jawaban dari permasalahan dalam penelitiannya. Untuk memastikan bahwa
permasalahan tersebut mengandung interpretasi data pastikan hindari situasi di
bawah ini:
1.
Pengumpulan
informasi untuk memperdalam pemahaman kita terhadap sesuatu. Misalnya suatu
riset untuk mengetahui lebih dalam tentang cara kerja router.
2.
perbandingan
antara dua kumpulan data. Misalnya membandingkan jumlah mahasiswa baru di
beberapa PTS di Bandung pasca corona.
3.
memanfaatkan
komputer sebagai kalkulator besar tanpa disertai analisis atau interpretasi
data. Misalnya menggunakan komputer untuk menghitung sekumpulan data dengan
rumus ABC.
4.
permasalahan
yang langsung dapat dijawab dengan “YA” atau “TIDAK”. Misalnya: Apakah koneksi jaringan
dengan kabel fiber optic lebih cepat dari pada kabel UTP?
Permasalahan yang tidak memenuhi
syarat hanya akan menghasilkan penelitian yang tidak memenuhi standar
penelitian. Jika demikian maka penelitian tersebut adalah pekerjaan yang
sia-sia.
Secara umum fungsi penelitian
menurut Giphart, (1986) ada tiga yaitu, untuk memahami fenomena (need to know)
membantu pelaksanaan pekerjaan (need to do) dan untuk memilih (need to choose)
dan mengukur. Metode penelitian yang berfungsi untuk memahami fenomena adalah
penelitian yang berfungsi untuk menggambarkan fakta, membuktikan,
mengembangkan, dan menemukan pengetahuan. Metode penelitian yang dapat
digunakan untuk memahami fenomena secara umum adalah metode penelitian survei,
eksperimen, kualitatif, dan kombinasi.
Metode penelitian yang berfungsi
untuk membantu pelaksanaan kerja supaya lebih efektif dan efisien adalah adalah
metode penelitian tindakan (action research), penelitian dan pengembangan
(research and development/ R&D) dan penelitian operasi (operation
research). Metode penelitian tindakan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menguji, mengembangkan. Menemukan dan menciptakan tindakan baru, sehingga
tindakan tersebut kalau diterapkan dalam pekerjaan, maka proses pelaksanaan
kerja akan lebih mudah, lebih cepat, dan hasilnya lebih banyak dan berkualitas.
Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji keefektifan produk
yang telah ada, serta mengembangkan dan menciptakan produk baru. Bila produk
baru telah teruji, maka produk tersebut bila digunakan dalam pekerjaan maka
pelaksanaan pekerjaan akan lebih mudah, lebih cepat, kuantitas dan kualitas
produk hasil kerja akan meningkat 11.
2.3.2. Pengertian
Development Product
Produk merupakan salah satu aspek
penting dalam variabel marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel
yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu perusahaan
tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia
bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk
suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan
dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.
Suatu produk tidak dapat
dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk juga
tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak menarik
bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut, para
ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian produk menurut Kotler
(2002:3):
Produk memiliki pengertian yang
luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau
dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk
didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Sedangkan pengertian produk itu
sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian,
yaitu
Pengertian Produk adalah:
a. Dalam pengertian sempitnya, produk adalah
sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu
bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
b. Dalam pemgertian secara luas, produk
adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud
(intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise
pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer
yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap
keinginan atau kebutuhan konsumen.
c. Secara umumnya, produk itu diartikan
secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Dari beberapa definisi tentang
produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang
ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual,
dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Atribut – atribut produk.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis
Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
a. barang tidak tahan lama (Non Durable
Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
c. Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan dan mudah habis
Berdasarkan pengertian di atas,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi menjadi tiga
yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan lama (Durable
Goods), dan jasa (Service).
2.3.3. Pengembangan
atau development
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan
bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya). adalah suatu
proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.
Pengembangan dapat berupa proses, produk dann rancangan
2.3.4. Pengembangan
Product
Dalam dunia bisnis dan marketing,
istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan,
dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri,
desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk
telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain;
1. Assaury (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang
lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.
2. Stanton (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas
mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan disain.
3. Guiltinan (1991) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan
yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan
perubahan teknologi.
4. Sigit (1992) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) disebut jugamerchandising adalah
kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara )
yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan
untuk dijual atas permintaan pembeli.
5. Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan
bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan
menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
6. Dari berbagai pengertian pengembangan
produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah
suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan,
pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk
meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.
Tujuan dari pengembangan produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101)
tujuan pengembangan produk adalah
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang
belum puas
2. Untuk menambah omzet penjualan
3. Untuk memenangkan persaingan
4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan
pemakaian bahan yang sama
6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen
8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus
Sehingga product development adalah segala tahap yang
bertujuan mengembangkan produk dari sebuah konsep atau ide melalui market
release dan sebagainya.
Adapun menurut Tech Target,
product development adalah serangkaian langkah yang mencakup pembuatan konsep,
desain, pengembangan, dan pemasaran produk yang baru dibuat atau baru melakukan
rebranding.
2.3.5. Research
and Development
Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Pengertian penelitian pengembangan menurut
Borg and Gall “research and development is a powerful strategy for improving
practice. It is a process used to develop and validate educational products .”
Pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa “penenelitian dan pengembangan
merupakan strategi yang kuat untuk meningkatkan praktek. Itu adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.” Produk
pendidikan yang dimaksud dalam penelitian dan pengembangan mengandung empat
pengertian pokok. Pertama, produk tersebut tidak hanya meliputi perangkat
keras, seperti modul, buku teks, video dan film pembelajaran atau perangkat
keras yang sejenisnya, tetapi juga perangkat lunak seperti kurikulum, evaluasi,
model pembelajaran, prosedur dan proses pembelajaran, dan lain-lain. Kedua,
produk tersebut dapat berarti produk baru atau memodifikasi produk yang sudah
ada. Ketiga, produk yang dikembangkan merupakan produk yang betul-betul
bermanfaat bagi dunia pendidikan. Keempat, produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara praktis maupun keilmuan.
Pengembangan atau Research and
Development (R&D) adalah suatu proses pengembangan perangkat pendidikan
yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam
suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Pengertian pengembangan menurut
Amile and Reesnes, R&D merupakan suatu proses pengembangan perangkat
pendidikan yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai
metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Research and
Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian
pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan untuk menyempurnakan suatu produk yang sesuai dengan acuan dan
kriteria dari produk yang dibuat sehingga menghasilkan produk yang baru melalui
berbagai tahapan dan validasi atau pengujian.
Dari definisi di atas, dapat kita
simpulkan bahwa product development adalah proses untuk mengembangkan dan
melakukan perubahan pada sebuah produk. Mengapa product development penting
bagi sebuah perusahaan? Pada dasarnya, zaman terus berkembang. Teknologi dan
tren pun terus berganti. Oleh karena itu, kamu pasti jarang menemukan produk
yang tidak melakukan perubahan apa pun tetapi tetap laku hingga jangka waktu
yang panjang. Memang, ada saja produk seperti komputer AT&T yang tetap laku
dijual selama bertahun-tahun. Namun, tidak banyak perusahaan yang mampu
bertahan dengan cara seperti itu, apalagi bisnis-bisnis kecil. Setiap
perusahaan harus menggabungkan kreativitas, penemuan, dan ide untuk
mengembangkan sebuah produk yang bisa terus disukai pelanggan. Ketiga hal
tersebut tergabung dalam product development.
Ada beberapa aspek yang biasanya
terdapat dalam sebuah proses product development, antara lain desain,
engineering, manufacturing, distribusi, market positioning, marketing, dan
penjualan, seperti dilansir dari Inc. Lalu, siapa yang bertanggung jawab
terhadap product development? Umumnya,
product development adalah tanggung jawab tim yang dipimpin oleh seorang
product manager. Tim tersebut harus menguasai aspek-aspek dalam setiap proses
product development.
2.3.6. Inovasi
Product
Menurut Prokosa (2005) inovasi
adalah suatu mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran
baru, gagasan-gagasan baru dengan menawarkan produk yang inovatif serta
peningkatan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang
diajukannya adalah keinovativan dan capacitas berinovasi.
Keinovasian adalah pikiran
tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek budaya perusahaan,
sedangkan kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk
menggunakan atau menerapkan gagasan, proses/produk baru secara berhasil.
Menurut Prakosa (2005) Inovasi
merupakan cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat
dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk
produk–produk dan pelayanan-pelayanan, pengembangan pasar baru dan
memperkenalkan bentuk-bentuk baru organisasi, perpaduan berbagai aspek inovasi
tersebut pada gilirannya membentuk arena inovasi
Menurut Han et al. (1998)
mengemukakan bahwa inovasi tidak hanya terpaku pada masalah teknis namun juga
terkait dengan aspek administrasi organisasi. Munculnya inovasi produk pada
dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga inovasi produk
merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Inovasi produk secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan, akan tetapi inovasi produk juga dapat berperan sebagai
mediator yang menguatkan hubungan antara orientasi pasar dan kinerja perusahaan
Menurut Prakosa (2005) menyatakan
bahwa orientasi pasar berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
kinerja permasaran. Akan tetapi dalam penelitiannya tersebut dinyatakan bahwa
orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran, melalui
inovasi produk sebagai variabel intervening.
Menurut Raharso (2006) menyatakan
kinerja organisasi pada dasarnya tergantung keserasian dari inovasi teknik dan
inovasi administratif. Inovasi teknik berhubungan dengan aktivitas kerja dasar
yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap produk maupun proses. Inovasi
administratif adalah inovasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan
aktivitas dasar organisasi. Misal penggunaan komputer untuk melakukan pembukuan.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengukuran inovasi dapat ditinjau dalam
inovasi produk, Inovasi proses inovasi administrasi dan inovasi teknologi.
Berpijak pada batasan penelitian ini yang lebih berfokus pada inovasi produk
maka indikator inovasi yang dapat digunakan adalah hal-hal yang berkaitan
dengan produk misal desain/fitur produk, efisiensi penggunaan produk.
Secara konvensional istilah
inovasi diartikan sebagai terobosan yang berkait dengan produk-produk baru.
Banyak produk baru, yang kelihatannya menjadi gagasan- gagasan yang sangat
bagus, ternyata gagal menghasilkan profit di dalam pasar. Menurut Helmi Aditya
(2004) heran mengapa hal itu terjadi, lalu ia melaksanakan penelitian terhadap
faktor-faktor yang membedakan pemenang dari pecundang. Dalam studinya hampir
2000 produk baru dalam ratusan perusahaan di seluruh dunia dan dalam banyak
industri. Cooper mengidentifikasikan enam faktor sukses untuk menciptakan
product leadership :
1. Diferensiasi, produk superior
2. Jelas dan tajam untuk sebuah definisi produk awal
3. Memiliki respon yang kuat terhadap persaingan, pasar,
tehnikal, dan finansial
4. Aksi
pemasaran yang berjalan baik
5. Aksi tehnologi yang berjalan baik
6. Tim cross-functional yang benar
Inovasi produk merupakan cara
meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci kesuksesan sebuah operasi
bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi
pemimpin pasar, Hernard & Szymanski (2001, dalam Helmi Aditya 2004, hal
314).
BAB III
PEMBAHASAN
Dari penjelasan – penjelasan di
atas maka timbul sebuah pertanyaan kapan Research and Development suatu product
perlu dilakukan? Maka analisanya sebagai berikut
3.1.
Tahap – tahap pengembangan produk.
Agar pelaksanaan pengembangan
produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler
(2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu
:
1. Pemunculan Gagasan
Pengembangan produk berawal dari
pencarian gagasan. Gagasan produk biasanya berasal dari berbagai sumber,
diantaranya yaitu manajer pengembangan dan penelitian, pelanggan, ilmuwan,
pesaing, pegawai, pesaing, saluran pemasaran dan manajemen puncak
2. Penyaringan Gagasan
Gagasan yang disampaikan oleh
pihak-pihak di atas disortir menjadi tiga kelompok yaitu gagasan yang
menjanjikan, gagasan yang pas-pasan, dan gagasan yang ditolak. Dalam menyaring
gagasan, perusahaan harus memperhatikan dan menghindari dua kesalahan yaitu
a.
Kesalahan
Membuang, kesalahan ini terjadi jika perusahaan membuang ide yang sebenarnya
baik untuk dikembangkan. Karena kurangnya gambaran perusahaan terhadap potensi
ide tersebut maka perusahaan membuangnya
b.
Kesalahan
Jalan Terus, kesalahan ini terjadi apabila perusahaan mengembangkan ide yang
sebenarnya merugikan, hal ini akan mengakibatkan produk yang dikembangkan
mengalami kegagalan di pasar
3. Pengembangan dan Penyajian Konsep
Gagasan yang menarik harus
disempurnakan menjadi konsep yang dapat diuji, gagasan produk adalah yang
mungkin dapat ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Konsep produk adalah versi
terinci dari suatu gagasan yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang berarti
bagi konsumen
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Perusahaan yang mengembangkan
produk dengan melalui strategi pemasarannya perlu memperkenalkan produknya
kepada pasar, yang mencakup tiga bagian pokok yaitu :
a. Bagian pertama
• Menjelaskan ukuran, struktur dan
perilaku pasar sasaran
• Rencana penentuan posisi produk,
penjualan, pangsa pasar dan laba yang diinginkan dalam beberapa tahun yang akan
datang
b. Bagian kedua
• Mengikhtisarkan rencana harga produk
itu
• Strategi distribusi
• Anggaran pemasaran untuk tahun pertama
c. Bagian ketiga
• Menjelaskan penjualan jangka panjang
• Menjelaskan sasaran laba
• Menjelaskan strategi bauran pemasaran
selama jangka waktu itu
5. Analisis Bisnis
Setelah manajemen mengembangkan
konsep produk dan strategi penasaran, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik
bisnis. Manejemen perlu melakukan persiapan proyeksi penjualan, biaya, dan laba
untuk menentukan apakah semua itu memenuhi tujuan perusahaan. Jika memenuhi,
konsep itu dapat dilanjutkan ketahap pengembangan produk
6. Pengembangan Produk
Jika konsep produk dapat melewati
pengujian bisnis, konsep itu akan berlanjut
ke bagian litbang dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk
fisik
7. Pengujian Pasar
Tahap dimana produk diberi merk,
kemasan dan program atas tanggapan konsumen dan penyaluran terhadap
masalah-masalah perlakuan, penggunaan dan pembelian barang ulang produk
senyatanya serta pengkajian atas seberapa luas pasar sesungguhnya. Luasnya
pengujian pasar yang harus diadakan akan bergantung pada dua segi yaitu biaya
dan resiko penanaman modal disatu pihak dan pihak lainnya adalah keterbatasan
waktu dan biaya penelitian
8. Tahap Komersialisasi
Tahap ini merupakan tahap
peluncuran produk ke pasar dimana perusahaan yang berkapasitas sebagai produsen
suatu produk akan memutuskan mengenai peluncuran produk ke pasar. Dalam tahap
ini, kewajiban manajemen adalah menentukan kapan (when), kepada siapa (who),
dan bagaimana (how) produk-produk itu dipasarkan
3.2
Proses Pengembangan Produk
Kotler dalam bukunya Marketing
Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk
baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan
(idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and
testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development),
analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development),
pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam
setiap tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil keputusan
apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.
Proses Pengembangan ProdukBaru
Menurut Kotler dalam buku
Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yang
terlihat dalam gambar diatas dijelaskan di bawah ini:
1) Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan
penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus
sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber
yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2) Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah
mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk
sedini mungkin.
3) Pengembangan dan pengujian konsep (concept
development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos
penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk.
Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk.
Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh
perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi
terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan
suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk
nyata atau calon produk.
4) Pengembangan strategi pemasaran (marketing
strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran
terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama
menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk
yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang
hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi
distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan
penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan
strategi bauran pemasaran selama ini.
5) Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan
konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik
usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba
untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah
memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6) Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji
analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa
untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat
satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan
sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya
produksi yang telah dianggarkan.
7) Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan
dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang
lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola,
memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8) Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut
perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk
baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan:
kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Kemudian secara teknis kapan
riset dan development dilakukan? Yaitu ketika terjadi hal – hal berikut :
1. Pertumbuhan melambat
Setiap perusahaan tentu berharap
adanya pertumbuhan yang signifikan dari waktu ke waktu. Namun jika menemukan
bahwa pertumbuhan perusahaan terus melambat, bisa jadi ini tanda bahwa perlu
melakukan product development. Pertama,
perlu menemukan apa yang membuat bisnismengalami perlambatan. kedua, carilah ide dan inovasi segar
untuk produkmu. Mungkin saja pelanggan jenuh dengan produk yang ditawarkan
perusahaan.
2. Permintaan berkurang
Tanda lain bahwa perusahaan harus
melakukan product development adalah ketika permintaan berkurang. Padahal,
perusahaan telah melakukan berbagai upaya pemasaran yang anggap menarik. Penjualan
yang menurun memang bisa terjadi kapan saja. Namun, jika hal tersebut terus
terjadi dalam waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan sudah
mulai tidak tertarik dengan produk.
3. Pelanggan berharap perubahan
besar
Semua perusahaan perlu
mendengarkan feedback dari pelanggan. Berbagai masukan tersebut dapat menjadi
pertimbangan besar bagi perusahaan untuk menentukan langkah yang harus diambil.
Namun, bisa jadi ada satu momen ketika banyak pelanggan menyampaikan saran yang
kamu anggap mustahil dijalankan perusahaan. Sebagai contoh, pelanggan berharap
produkmu bisa menjadi lebih X, Y, dan Z. Padahal, melalui perhitungan
perusahaan, hal tersebut tidak mampu kalian lakukan.
Maka, harus berhati-hati dan
mencari pengembangan alternatif agar pelanggan tetap mau menikmati produk.
4. Ada kompetitor baru
Kompetitor adalah hal yang biasa
dalam suatu bisnis. Namun, harus tetap waspada saat mendengar ada kompetitor
baru. Bisa jadi mereka hadir dengan produk dan inovasi yang lebih disukai oleh
pelanggan. Dengan begitu, mereka akan beralih ke kompetitor baru tersebut. Maka,
fungsi product development di sini adalah agar pelanggan tetap setia pada
produk yang ditawarkan.
5. Kompetitor mulai meninggalkan
pasar
Sekilas, kompetitor yang mulai
meninggalkan pasar memang terkesan baik. Kita bisa mengambil alih pasarnya dan
menjadikan pelanggan mereka sebagai pelanggan baru. Namun, jika didalami,
situasi ini bisa jadi pertanda sesuatu yang kurang baik. Bisa jadi kompetitor
mulai meninggalkan pasar karena pelanggan sudah tidak tertarik lagi dengan
sektor yang kalian jalani. Jika tidak melakukan product development, pelanggan
bisa meninggalkan juga seperti kompetitor yang telah pergi terlebih dahulu.
BAB
IV
KESIMPULAN
Ketika memulai sebuah bisnis atau menjalankan sebuah
organisasi bisnis, salah satu hal pertama yang harus dilakukan adalah riset.
Jika ingin menjangkau target konsumen, menciptakan brand image yang kuat, dan
dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen, maka riset adalah jawabannya.
Tugas utama dari seorang pebisnis atau
manajemen adalah memasarkan produk yang tepat, di tempat yang tepat, dengan
harga yang tepat, dan untuk orang yang tepat. Selain itu, seorang pemasar juga
perlu mencari tahu apakah konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya,
sehingga mereka tetap loyal kepada brand kita.
Selain beberapa alasan di atas, dan
sebagai kesimpulan ada banyak alasan mengapa kita perlu melakukan riset.
1. Mengidentifikasi Masalah dan
Peluang
Riset akan membantu mengidentifikasi
peluang baru untuk produk yang sudah ada maupun produk baru. Riset ini akan
memberikan informasi tentang pangsa pasar, sifat persaingan, tingkat kepuasan
pelanggan, kinerja penjualan, dan saluran distribusi. Informasi ini juga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dimiliki perusahaan Anda.
2. Menyusun Strategi Pasar yang
Matang
Saat ini pasar tidak lagi bersifat lokal,
melainkan global. Perusahaan semakin kesulitan untuk melakukan kontak dengan
konsumen dan mengontrol saluran distribusi. Persaingan juga sama parahnya.
Kebutuhan konsumen semakin sulit untuk diprediksi. Segmentasi pasar semakin
sulit dilakukan di pasar yang sangat luas. Di sinilah riset pemasaran memiliki
peranan penting untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Dengan riset yang
matang, Anda akan dapat menyusun strategi dengan lebih baik, dan mampu
mengidentifikasi kebutuhan maupun karakteristik konsumen.
3. Meningkatkan Penjualan
Riset pemasaran digunakan untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam suatu pasar. Ini juga
mempelajari efektivitas tenaga penjualan dan mengidentifikasi wilayah penjualan
yang paling potensial. Informasi ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
bidang-bidang yang perlu dioptimalkan, dan juga membantu perusahaan dalam
menemukan metode alternatif pendistribusian barang.
4. Memperkirakan Penjualan
Salah satu tugas menantang dari manajer
produksi adalah menjaga stok barang agar tetap optimal. Walau bagaimanapun,
produksi perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan. Maka dari itu, perkiraan
penjualan yang dihitung dengan metode ilmiah sangat diperlukan. Riset membantu
dalam peramalan penjualan dengan menggunakan metode pangsa pasar dan metode
estimasi tenaga penjualan. Ini juga akan membantu Anda dalam memperbaiki kuota
penjualan dan rencana pemasaran ke depannya.
5. Merevitalisasi Brand
Riset pemasaran digunakan untuk
mempelajari dan mengetahui posisi merek atau brand position kita. Langkah ini
dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan perluasan brand atau bahkan mengubah
nama brand itu sendiri. Seperti kita ketahui, salah satu tujuan utama dari product
adalah membangun loyalitas kepada brand, dan riset pemasaran akan membantu dalam
mengembangkan teknik untuk mempopulerkan dan mempertahankan loyalitas konsumen
kepada brand kita.
6. Memudahkan Pengenalan Produk
Baru
Riset pemasaran dapat membantu menguji
produk-produk baru di satu atau dua pasar dalam skala kecil. Ini akan membantu kita
dalam mengetahui respon konsumen terhadap produk baru tersebut, sehingga kita
dapat mengembangkan konsep marketing mix yang sesuai. Dengan demikian, langkah
ini dapat mengendalikan risiko yang mungkin muncul saat memperkenalkan produk
baru.