MENINGKATKAT QUALITY PRODUCT MELALUI RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM TINJAUAN MANAJEMEN INOVASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akademik Pengganti UAS
Mata Kuliah Manajemen Inovasi
Program Pascasarjana (S2) Magister Manajemen Inovasi
STIE STEMBI Bandung
(Bandung Business School)
Disusun oleh :
ADE RUHIYAT
10520025
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. HM. Budi Djatmiko, M.Si., MEI
Dr. Dicky Maryono, SE., MM
PROGRAM PASCASARJANA (S2) MAGISTER MANAJEMEN INOVASI
STIE STEMBI BANDUNG
(BANDUNG BUSINESS SCHOOL)
BANDUNG
2021
Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Manajemen Inovasi” sebagai pengganti Ujian Akhir Semester di Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Inovasi STEMBI Bandung. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini Makalah ini penulis beri judul “Meningkatkat mutu product melalui research and development dalam tinjauan Manajemen inovasi” dan merupakan salah satu tugas mata kuliah Penelitian di program Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Inovasi STEMBI Bandung yang diajukan sebagai pengganti Ujian tengah semester . Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Penelitian dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, 25 Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………...……i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………...………..ii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….………..….iii
DAFTAR COVER BUKU …………………………………………………….…….….……………. iv
BAB I LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….…1
BAB II PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….3
2.1. MANAJEMEN…………………………………………………………………………….………3
2.1.1. PENGERTIAN MANAJEMEN………………………………………………………...4
2.1.2. SARANA MANAJEMEN………………………………………………..……………..6
2.1.3. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN……………………………………………………..7
2.1.4. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN …………………………………………...……….10
2.2. MANAJEMEN INOVASI…………………………………………………………………….…..19
2.3. RESEARCH AND DEVELOPMENT PRODUCT………………………………………..……..22
2.3.1. Pengertian Research………………………………………………………………..…..22
2.3.2. Pengertian Development Product …………………………………………………...26
2.3.3. Pengembangan atau development……………………………………………………28
2.3.4. Pengembangan Product …………………………………………………………..….28
2.3.5. Research and Development …………………………………………………….……30
2.3.6. Inovasi Product ……………………………………………………………..………..31
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………………..…33
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………….…. 39
DAFTAR PUSTAKA
1. Hermanto, Bambang “Pengaruh Regulasi Pemerintah, Akses Informasi, Persaingan Usaha terhadap Strategi Bisnis dan Kinerja Usaha Industri Kecil di Sulawesi Utara” JAM : Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 8, No 4 (2010) ( Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado )
2. Pribadi, Denny Slamet “Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ditinjau dari Hukum Bisnis” JAM : Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 6, No 3 (2008)
3. Wiradirdja, Imas Rosidawati “PEMBONCENGAN REPUTASI PASSING OFF) ATAS MEREK KAITANNYA DENGAN PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DAN AKIBAT HUKUMNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM ERA GLOBALISASI” UNISBA Jurnal Ilmu Hukum Vol 8, No 3 (2006)
4. Priyono, “PENGANTAR MANAJEMEN”, © 2007 penerbit Zifatama Publisher, Anggota IKAPI No. 149/JTI/2014
5. Wijaya , Candra , Dr., M.Pd., Rifa’i , Muhammad , M.Pd “DASAR-DASAR MANAJEMEN Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien”2016, Penerbit PERDANA PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)
6. Helmi , Avin Fadilla “BAGAIMANA MENCIPTAKAN INOVASI PRODUK?” FAKULTAS PSIKOLOGI NIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 17, NO. 1, 2009: 1 – 10 ISSN: 0854‐7108
7. Paul Trott “Innovation Management and New Product Development” Portsmouth Business School Pearson Education Limited 2017
9. Mochamad Soelton danYanto Ramli “IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI TERHADAP SUMBER DAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA BISNIS INDUSTRI GARMEN DI DKI JAKARTA” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Mercu Buana Vol 3, No 3 (2017) https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jimb/article/view/3855/2023
10. “RESEARCH OF THE NEW PRODUCT DEVELOPMENT PROCESS” Dr.sc.ing., professor, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia, Mg.soc.sc., scientific assistant, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia, Mg. soc.sc., lecturer, Rezekne Academy of Technologies, Rezekne, Latvia. October 2016
11. Paul D. Leedy . Jeanne Ellis Ormrod “PLANNING AND DESIGN ELEVENTH EDITION GLOBAL EDITION “© Pearson Education Limited 2015
12. Ismail, Zainudin, Priyono “TEORI EKONOMI” penerbit Darma Ilmu 2012
13. https://www.productplan.com/learn/what-is-product-development/
14. Estri Dwi Martianingtiyas, “Research and Development (R&D): Inovasi Produk dalam Pembelajaran,”August 2019 Universitas Muhammadiyah Purwokerto
15. Hardoyono, Fajar “PENGEMBANGAN PUSAT STUDI PENELITIAN PRODUK HALAL BERBASIS PENGUJIAN SAINTIFIK [STUDI KASUS PENGUJIAN PRODUK HALAL PADA MAKANAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN GC/MS, FTIR, PCR DAN ELECTRONIC NOSE” Vol 16 No 1 (2015)
16. Imanda, Ramadhany “Motivasi Pengusaha Dalam Pengembangan Inovasi Produk (Penelitian Deskriptif Terhadap Pengusaha Garmen Muslim di Gresik) “Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan ( Airlangga University ) Vol 2, No 5 (2015): Mei-2015
17. Dian Prihadyanti, Chichi Shintia Laksani “R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia”January 2015 DOI: 10.12695/jmt.2015.14.2.5 Indonesian Institute of Sciences
18. Ramadhany Imanda , Siti Inayatul Faizah “MOTIVASI PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP PENGUSAHA GARMEN MUSLIM DI GRESIK) JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015 Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Unversitas Airlangga
19. Niskha Sandriana, Abdul Hakim, Choirul Saleh ”STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH BERBASIS KLASTER DI KOTA MALANG” Program Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya, Malang ISSN 2088-7469 (Paper) ISSN 2407-6864 Vol. 5, No. 1, 2015 89. www.jurnal.unitri.ac.id
Daftar Cover Buku
1. Priyono, “PENGANTAR MANAJEMEN”, © 2007 penerbit Zifatama Publisher, Anggota IKAPI No. 149/JTI/2014
2. Wijaya , Candra , Dr., M.Pd., Rifa’i , Muhammad , M.Pd “DASAR-DASAR MANAJEMEN Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien”2016, Penerbit PERDANA PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)
3. Paul Trott “Innovation Management and New Product Development” Portsmouth Business School Pearson Education Limited 2017
4. Paul D. Leedy . Jeanne Ellis Ormrod “PLANNING AND DESIGN ELEVENTH EDITION GLOBAL EDITION “© Pearson Education Limited 2015
5. Ismail, Zainudin, Priyono “TEORI EKONOMI” penerbit Darma Ilmu 2012
BAB I
LATAR BELAKANG
Makalah ini dibuat untuk menunjukan betapa pentingnya manajemen inovasi pada product berbasis research and development. Suatu product akan memiliki nilai jual yang tinggi jika berbanding lurus dengan qualitas product sedangkan qualitas product yang unggul merupakan hasil dari seleksi beberapa tahapan, mulai dari konsep yang jelas, bahan baku atau content yang qualitas baik, pengujian yang proporsional kemudian tahapan research and development baik productnya maupun pasar yang akan menyerapnya.
Makalah ini penulis beri judul “Meningkatkat mutu product melalui research and development dalam tinjauan Manajemen inovasi” , mudah – mudahan dapat menjadi masukan untuk para pengusaha atau pebisnis dalam meningkatkan mutu productnya baik product real barang, jasa atau content product lainnya. Karena iklim usaha saat ini berbeda dengan iklim usaha 2 dekade kebelakang yaitu dengan adanya globalisasi, information technology dan system edukasi yang terus meningkat yang pada akhirnya persaingan akan semakin sengit dan luas. Dalam ekonomi, persaingan atau kompetisi adalah bersaingnya para penjual yang sama-sama berusaha mendapatkan keuntungan, pangsa pasar, dan jumlah penjualan. Para penjual biasanya berusaha mengungguli persaingan dengan membedakan harga, produk, distribusi dan promosi. Melalui hasil penelitian menunjukan bahwa persaingan usaha mempunyai pengaruh langsung yang signifikan dan posistif terhadap strategi bisnis. Artinya semakin tinggi intensitas persaingan usaha, maka semakin mendorong pengusaha untuk melakukan yang terbaik untuk menyusun perencanaan, pengambilan keputusan dan implementasi strategi bisnisnya 1. Melalui monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang di atur oleh Undang – undang no 5 tahun 1999 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan dengan cara yang tidak jujur atau melawan hokum atau menghambat persaingan usaha, dan dengan adanya definisi dari persaingan usaha ini maka melalui Meningkatkat mutu product melalui research and development dalam tinjauan Manajemen inovasi maka barang, jasa layanan atau kontens usaha akan lebih kreatif, inovatif, bernilai jual tinggi dan susah ditiru 2 .
Kemudian dalam globalisasi perdagangan bebas juga, hak atas merek dagang merupakan hal penting untuk dibuat dalam perdagangan yang sehat. Tanda digunakan dalam aktivitas perdagangan barang dan jasa juga sebagai pembeda produk dari suatu perusahaan. Untuk itu, tanda merupakan keaslian suatu barang atau jasa antara produsen sebagai jaminan pribadi serta reputasi produk dan jasa tersebut.
Perlindungan atas hak yang timbul dari kreativitas manusia dalam barang dan jasa sangat berkembang dan memilki kemiripan dengan pemboncengan reputasi (passing off) dalam satu sisi. Oleh karena itu, saat ini pelanggaran merek sering dilakukan dengan motivasi untuk memperoleh keuntungan dari merek barang atau jasa yang telah terkenal. Aktivitas tersebut meskipun tidak melanggar hukum namun melanggar hak perusahaan yang telah memiliki reputasi atas merek barang dan jasa tersebut, dan salah satu dari upaya meningkatkat mutu product melalui research and development dalam tinjauan Manajemen inovasi ini juga menghindari dari duplikasi yang sempurna baik merk, product barang dan jasa yang walaupun sangat susah untuk dihindari tapi setidaknya kita melakukan aksi preventif terhadap product barang dan jasa kita 3.
BAB II
PENDAHULUAN
2.1. MANAJEMEN
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman purba atau Kaman batu, manusia juga menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk membuat alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya. Manajemen kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampil~n yang diperoleh oleh manusia itu. Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terns tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.
Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada masa lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip apa yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung dewasa ini. Akhirnya kita harus pula mempelajari dan mengantisipasi perkembangan di masa mendatang yang tentu saja juga akan menentukan arah pertumbuhan manajemen itu sendiri. Dengan mengetahui arah perkembangan manajemen tersebut maka kita juga akan dapat mempersiapkan diri kita untuk membekali diri kita masing-masing dengan keterampilan-keterampilan manajerial yang diperlukan di masa mendatang.
Untuk memperjelas gambaran yang diuraikan tadi, gambar 1 berikut ini menunjukkan sejarah perkembangan manajemen dari zaman dahulu sampai dengan perkembangan sekarang ini 4.
Gambar 1. Sejarah Perkembangan Manajemen
2.1.1. PENGERTIAN MANAJEMEN
Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, proses dan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban secara baik. efektif dan efisien 5.
Banyak para pakar manajemen yang mengemukakan pen- dapat mereka tentang pengertian manejemen. Untuk mengetahui pengertian manajemen maka berikut ini diketengahkan beberapa pendapat untuk membantu dalam memahami konsep dasar manajemen.
Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasis secara efektif dan efesien. Terry (1973) menjelaskan “management is performance of conceiving and avhieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources”. Proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan pasar untuk mencapai tujuan organisasi.
Hersey dan Blanchard (1988) mengemukakan “management is a process of working with amd through individuals and groups and other resources to accomplish organizational goals”. Proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintahan, sekolah, industri dan lain-lain.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk men- capai tujuan yang diinginkan. Aktivitas manajerial itu dilakukan oleh para manajer sehingga dapat mendorong sumber daya personil bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehingga tujuan organisai yang disepakati bersama dapat tercapai 5.
Sejalan dengan pendapat di atas Mondy & Premeaux (1995) mengemukakan “management is the process of gettings thing done through the efforts of other people”. Dengan demikian pada hakekatnya proses manajemen dilakukan para manajer di dalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu mereka mempengaruhi para personil atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau buruh agar mereka bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen. Karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar atau (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Clayton Reeser (1973) berpendapat bahwa manajemen ialah pemanfaatan sumber daya pisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, peng- arahan dan pengawasan. Dalam pendapat ini disadari betul betapa pentingnya peranan sumber daya (resources) yang dimiliki organisasi, baik sumber daya manusia (human resources) maupun sumber daya material. Karena pemanfaatan kedua sumber daya tersebut oleh manajer dalam suatu organisasi secara efektif dan efesien akan mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi. Pemanfaatan sumber daya organisasi tersebut dimulai dari melakukan perencanaan yang tepat , pengorganisasian yang mantap, penyusunan staf yang tepat dan profesional, pengarahan dan pengawasan yang terkendali dengan baik akan menjamin berfungsinya proses manajerial.
Jika definisi-definisi di atas diperhatikan, memang ada perbedaan, tetapi pada dasamya para penulis mengemukakan inti masalah yang sama. Perbedaannya hanya bersifat gradual saja dan disebabkan oleh perbedaan latar belakang penulis, keadaan dan sudut penalaran yang dilakukan. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua definisi di atas adalah sebagai berikut:
1. Manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.
2. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan koperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya.
3. Manajemen mempunyai tujuan tertentu, berhasil tidaknya tujuan itu tergantung pada kemampuan mempergunakan segala potensi yang ada.
4. Manajemen hanya dapat .diterapkan pada sekelompok manusia yang bekerja sama secara formal serta mempunyai tujuan yang sama pula.
5. Manajemen hanya merapakan alat untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
6. Dalam manajemen, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat dominan.
7. Manajemen merupakan sistem kerja sama yang koperatif dan rasional.
8. Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.
Konfigurasi manajemen sebagaimana dalam beberapa definisi yang dikemukakan di atas, berisikan adanya organisasi sebagai wadah formal, adanya manajer yang melakukan aktivitas manajemen, adanya anggota organisasi bisnis atau perusahaan dan organisasi jasa lainnya, serta fungsi-fungsi dan prosedur yang harus dijalankan sebagai suatu ilmu pengetahuan.
2.1.2. SARANA MANAJEMEN
Bila kita perhatikan ketiga devinisi yang sudah dikemukakan di atas, maka nampak seakan-akan satu-satunya alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau manusia saja. Hal ini tidak demikian. Perlihatkanlah definisi yang kita berikan terakhir. Untuk mencapai tujuan maka para manajer menggunakan “Enam M”. Dengan kata lain sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah: Men, Money, Material. Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya. Sarana penting atau sarana utama dari setiap manajer untuk mencabai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah men atau manusia. Berbagai macam aktivitas yang harus. dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitias itu dapat kita tinjau dari sudut proses seperti: planning, organizing, staffing, directing dan controlling, dapat pula kita tinjau dari sudut bidang seperti penjualan produksi, keuangan. personalia, dan lain sebagainya. Untuk melakukan berbagai aktivitas tersebut kita perlukan manusia. Tanpa adanya manusia, manajer tidak akan mungkin mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajer adalah orang yang mencapai hasil melalui orang-orang lain.
Sarana manajemen yang kedua adalah uang. Untuk mela- kukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah atau gaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, peralatan- peralatan dan lain sebagainya. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kegagalan atau ketidak lancaran proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan atau ketelitian dalam penggunaan uang. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia “menggunakan material atau bahan-bahan, karenanya dianggap pula sebagai alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Demikian pula dalam proses pelaksanaan kegiatan, terlebih dalam kemajuan teknologi dewasa ini manusia bukan lagi sebagai pembantu bagi mesin sebagai terlihat pada masa sebelum revolusi industry malahan telah terjadi sebaliknya, mesin telah berubah kedudukan- nya malahan sebagai pembantu bagi manusia.
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna maka manusia dihadapkan kepada berbagai altematif methods atau cara melakukan pekerjaan. O1eh karena itu metoda atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan. Misalnya dewasa ini telah dikenal berbagai metoda atau cara mengajar seperti ceramah bervariasi, metoda kasus, metoda insiden, games, role piaying dan sebagainya. Berbagai metoda itu tentu berbeda daya guna dan hasil guna untuk menca-pai sesuatu tujuan pendidikan tertentu.
Bagi badan yang bergerak di bidang industri. maka sarana manajemen penting lainnya adalah markets atau pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri akan tidak mungkin tercapai. Salah satu masalah pokok bagi sesuatu perusahaan industri adalah minimal memperlahankan pasar yang sudah ada bila mungkin berusaha mencari pasar baru bagi hasil produksinya. Oleh karena itulah, salah satu sarana manajemen penting lainnya khusus bagi permasalahan industri dan umumnya bagi semua badan yang bertujuan untuk mencari laba adalah markets atau pasar.
2.1.3. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Setiap manajer harus memiliki komitmen terhadap prinsip- prinsip manajemen ketika mengimplementasikan tugas dan tanggungjawabnya. Karena dengan prinsip manajemen ini akan mendukung kesuksesan manajer dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, manajer dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam men- jalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin besar, paling tidak dengan prinsip tersebut manajer dapat mengurangi ketidakbenaran dalam pekerjaannya.
Apakah sebenarnya prinsip itu? Sehingga manajer itu dapat menghindari atau mengurangi kesalahan dalam pekerjaannya. Menurut Malayu Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Prinsip ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu tersebut.
Adapun prinsip-prinsip manajemen, menurut Winardi (1990) adalah (1) Pembagian kerja, (2) otoritas dan tanggung jawab, (3) disiplin (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah, (6) dikalahkannya kepentingan individu terhadap kepentingan umum. (7) penghargaan/balas jasa, (8) sentralisasi, (9) rantai bertangga, (10) keteraturan, (11) keadilan (12) stabilitas pelak- sanaan pekerjaan, (13) inisiatif (14) jiwa korps.
Menurut Henry Fayol dalam Malayu (2002), Prinsip-Prinsip umum manajemen (general principles of management), adalah
a. Pembagian Kerja
Prinsip ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:
· keterbatasan waktu;
· keterbatasan pengetahuan;
· keterbatasan kemampuan;
· keterbatasan perhatian.
Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan.
Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.
b. Kekuasaan dan Tanggung Jawab
Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan; wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang (authority) menimbulkan “hak”, sedangkan tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawahan.
c. Disiplin
Menurut asal ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
d. Kesatuan Perintah
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka ia akan bingung.
e. Kesatuan Arah
Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungan dengan karyawan, sedangkan unity of direction bersangkutan dengan seluruh perusahaan.
f. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepen- tingan pribadi
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di alas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan daripada pekerjaan sendiri.
g. Remuneration of Personnel
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.
h. Pusat Wewenang
Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti relatif, bukan absolut (mutlak).
i. Hirarkis
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.
j. Order
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat- alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.
k. Keadilan
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuau yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan cenderang menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasannya.
l. Inisiatif
Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan keseinpatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
m. Asas Kesatuan
Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yung baik, sehingga terwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina para bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki perusahaan itu.
n. Kestabilan Jabatan
Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya- biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha, agar setiap karyawan betah bekerj i sampai masa pensiunnya. Jika karyawan sering berhenti perlu manajer menyelidiki penye- babnya. Apakah karena gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurang baik, dan lain sebagainya?
Perlu diketahui dan dihayati bahwa intisari manajemen adalah mencapai tujuan yang optimal dengan meningkatkan daya guna Para perintis manajemen lainnya adalah Alexei Stakhanov (1935) dari Rusia, Robert Owen (1771 -1858) dari Skotlandia yang dijuluki sebagai Bapak Manajemen Personalia, Charles Babbage (1792-1871) dari Inggris, dan Iain-lain. Sejak time and motion study dari F.W. Taylor dan teori-teori yang dikemu- kakan oleh Henry Fayol maka secara resmi manajemen diakui sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapat disejajarkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan dikelompokkan ke dalam ilmu pengetahuan sosial. Hal ini disebabkan karena manajemen telah memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan (science)
2.1.4. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Aktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong terbinannya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dengan kata lain manajemen memiliki peranan yang sangta strategis dalam mengefektifkan usaha organisasi. Terry (1975) mengemukakan “management provides effectiveness to human efforts. It helps achieve better equipment, plants, offices, products, services and human relations”. Pendapat ini menjelaskan betapa pentingnya peranan manajemen dalam mencapai efektifitas usaha manusia terutama untuk membantu pencapaian yang lebih baik dalam mendayagunakan peralatan, lahan, kantor, produk, pelayanan dan hubungan manusia dalam organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan, maupun pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), coordinating (koordinasi) dan pengawasan (controlling). Paling tidak kelima fungsi tersebut dianggap men- cukupi bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan peman- faatan sumber daya manusia dan sumber daya material melalui kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
Pendapat lain mengemukakan empat fungsi manajemen sebagaimana dikemukakan Terry (1975), yang terdiri dari: theser four fundamental functions of management are (1) planning (2) organizing (3) actuating (4) controlling”. Di dalam aktivitas manajemen ada empat fungsi yaitu ; perencanaan, pengorgani- sasian, penggerakan dan pengawasan.
Henry Fayol dalam Winardi (1990) mengemukakan ada lima fungsi manajemen, yaitu: 1) planning (perencanaan), 2) organizing (pengorganisasian), 3) command (memimpin), 4) coordination (pengkoordinasian), 5) control (pengawasan).
Siagian (2004) mengemukakan bahwa fungsi manajemen mencakup (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3) pemotivasian
(4) pengawasan, dan (5) penilaian. Demikian pula Mondy dan Premeaux (1995), mengemukakan “the management process is said to consist of four functions : planning, organizing, inpluencing and controlling” Dapat disimpulkan pada pokoknya manajemen memiliki fungsi yaitu: perencanaan, penmgorganisian, peng- gerakan, dan pengawasan.
Untuk penjelasan lebih terperinci penulis menguraikan beberapa fungsi pokok manajemen sebagai berikut.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, sehingga dengan demikian perencanaan adalah merupakan salah satu syarat mutlak untuk dapat melak- sanakan manajemen yang baik. Dan untuk membuat suatu perencanaan yang baik kita harus memikirkan secara matang jauh-jauh sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukan kemudian. Hal ini berarti untuk dapat membuat perencanan yang baik kita harus mampu melihat jauh ke depan. Dengan memikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan yang akan dilakukan, maka dapat diharapkan tindakan-tindakan yang akan kita lakukan hanya kecil kemungkinannya mengalami kekeliruan. Hal ini berarti kita telah memperkecil risiko yang mungkin timbul baik risiko kekeliruan maupun risiko kemungkinan kegagalan. Dengan perencanaan yang baik berarti kita dimungkinkan untuk dapat memilih tindakan-tindakan yang paling baik dalam arti yang paling ekonomis. Dengan, demikian hal ini berarti sesuai dengan prinsip ekonomi yang mengatakan, Untuk mencapai hasil (tujuan) tertentu diusahakan pengorbanan yang sekecil- kecilnya atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan hasil sebesar-besamya. Apabila kita tidak mengadakan perencanaan dengan baik, maka hal ini berarti kemungkinan tindakan- tindakan yang kita lakukan banyak terjadi kekeliruan sehingga akan dapat menimbulkan pengor-banan yang lebih besar atau malahan tujuan yang telah kita tetapkan tidak dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu kami tegaskan di sini bahwa untuk melaksanakan manajemen yang baik mutlak diperlukan perencanaan yang baik.
Mondy & Premeaux (1995) menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should be accomplished and how it should be realized”. Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti didalam perencanaan ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para manajer di setiap level manajemen. Selanjutnya Terry (1975) mengemukakan “Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumption regarding the future ini the visualization and formulation of proposed activities, belive necessary to achieve desired results”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatan perencanaan yaitu : 1) pengumpulan data ,2) analisis fakta dan,3) penyusunan rencana yang konkrit.
Dalam implementasinya kegiatan perencanaan yang disusun hendaknya mempertibangkan hal-hal berikut ini:
Perencanaan adalah Menetapkan Alternatif, Perencanaan yang dibuat secara mendadak kemungkinan hasilnya tidak/kurang baik sebab dengan demikian kita tidak/kurang mempunyai waktu untuk dapat berpikir dengan baik. Mungkin suatu keputusan yang baik dapat diambil secara mendadak, tapi perencanaan adalah merupakan suatu kumpulan keputusan- keputusan yang saling kait mengait sehingga sulit perencanaan tersebut dibuat secara mendadak. Dalam membuat suatu perencanaan yang baik maka sebelumnya kita harus “menetapkan alternatif-alternatif dan kemungkinan kita memilih satu atau beberapa alternatif yang kita anggap paling baik. Dalam membuat perencanaan seringkali kita dihadapkan pada berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan dan cenderung bersifat kompleks diantara- nya fasilitas, personalia, dan sebagainya, maka untuk dapat menetapkan alternatif-alternatif tersebut serta memilih alternatif- alternatif yang paling baik tidaklah semudah apa yang kita pikirkan. Hal ini berarti untuk menetapkan serta memilihnya diperlukan waktu yang cukup agar kita dapat berpikir dengan baik.
Perencanaan Harus Realistis dan Ekonomis, adanya waktu yang cukup diharapkan agar kita dapat berpikir dengan Iebih baik, sehingga perencanaan yang kita buat diharapkan akan lebih baik pula. Tapi yang dimaksud dengan perencanaan yang baik salah satunya harus bersifat realistis dan ekonomis. Hal ini merupakan syarat mutlak bagi perencanaan yang baik. Dengan demikian dalam menetapkan alternatif dalam peren- canaan kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemu- kakan realistis atau tidak. Alternatif rencana juga perlu mem- pertimbangkan kemungkinan untuk dapat direalisasi atau tidak. Dengan perencanaan yang realistis tapi ekonomis maka berarti tujuan yang telah ditetapkan mempunyai kemungkinan besar untuk dapat dicapai, tapi secara ekonomis dapat diper- tanggungjawabkan.
Perencanaan harus memperhitungkan segala kemungkinan, Perencanaan berarti kemampuan melihat ke depan, padahal apa yang akan datang belum tentu sesuai dengan apa yang kita ramalkan. Banyak kemungkinan yang dapat memperkuat perencanaan kita tetapi banyak pula yang dapat melemahkan bahkan menggagalkan perencana-an yang kita buat. Meskipun kemungkinan yang melemahkan atau memperkuat pelaksanaan perencanaan kita tersebut sebagian bersifat ekstern yang di luar kekuasaan kita, tapi agar perencanaan tersebut sesuai dengan apa yang kita ramalkan maka kemungkinan- kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan.
Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukan tahap-tahap/ langkah-langkah tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan prosedur yang harus dilalui dalam setiap pembuatan perencanaan, sebab tanpa melalui tahap-tahap tersebut akan kurang sempurnalah perencanaan yang dibuatnya. Tahap-tahap tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Penetapan tujuan, suatu perencanaan tidak dapat dibuat tanpa ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, sebab perencanaan justru dibuat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ditetapkan terutama adalah tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang di mana tujuan jangka pendek harus merupakan batu loncatan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Karena itu dapat terjadi tuju-an jangka pendek yang ditetapkan tersebut akan dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi, meskipun sebenarnya tujuan jangka pendek yang ditetapkan tersebut akan menunjang tujuan jangka panjang untuk mencapai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan maksimal. Penetapan tujuan hendaknya dilakukan secara hati-hati sebab tujuan yang ditetapkaan harus realistis dan ekonomis. Tujuan yang realistis adalah tujuan yang mempunyai kemungkinan untuk dicapai berdasarkan situasi dan kondisi yang dapat dicapai. Sedangkan tujuan yang ekonomis apabila tujuan yang ditetapkan tersebut adalah merupakan tujuan yang secara maksimal dengan peng- gunaan daya dan dana serta fasilitas dari perusahaan yang telah tersedia semaksimal mungkin. Oleh karena itulah tujuan yang telah ditetapkan harus realistis dan ekonomis.
Menetapkan alternatif cara bertindak, Setelah tujuan ditetapkan, data-data dikumpulkan serta ramal-an-ramalan ditetapkan maka kemudian manajer mulai menetap-kan alternatif- alternatif cara bertindak atau alternatif-alternatif perencanaan. Mengapa alternatif-alternatif tersebut perlu dikemukakan? Dengan menetapkan alternatif berarti kita telah mengusahakan sedapat mungkin beberapa cara yang dapat ditempuh, sehingga kita akan dapat memilih alternatif yang paling baik. Tanpa menetapkan alternatif, maka apa yang kita tetapkan sebagai cara bertindak tersebut mungkin suatu cara yang tidak realistis dan tidak ekonomis. Tapi mungkin realistis tetapi tidak ekonomis. Dengan menetapkan alternatif maka kemungkinan kita akan mendapatkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling baik dalam arti yang paling efisien. Bagaimana kita dapat menetapkan bahwa cara itu yang paling baik bilamana kita tidak membandingkan dengan alternatif yang lain. Mengadakan penilaian alternatif, Alternatif yang telah kita tetapkan tersebut harus kita adakan penilaian kepada masing-masing. Dengan penilaian tersebut kita akan mengetahui kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing- masing alternatif. Dalam melakukan penilaian ini kita harus bertindak secara objektif sehingga penilaian kita betul-betul penilaian yang jujur dan tidak berat sebelah.
Memilih alternatif, Berdasarkan penilaian terhadap masing-masing alternatif tersebut kita dapat memilih yang menurut kita yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Tepat di sini adalah dalam arti dengan cara perencanaan tersebut akan dicapai suatu tujuan dengan yang paling efisien. Dengan kata lain perencanaan yang kita buat tersebut adalah perencanaan yang efisien dan efektif.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Sebelum dijelaskan hakekat pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen, maka terlebih dahulu dikemukakan arti organisasi, sebab organisasilah yang menjadi wadah bagi seluruh aktivitas manajerial, tak terkecuali pengorganisasian. Mondy & Premeaux (1995) menjelaskan “an organization is two or more people working together in a coordinated manner to achieve group results”.Kerjasama dua orang atau lebih dalam suatu koordinasi yang terpadu untuk mencapai tujuan kelompok merupakan organisasi.
Reeser (1973) mengemukakan “as managerial function, organizing is defined as grouping work activities into departement, assigning authority and coordinating the activities of the different departements so that objectives are met and conflics minimized”. Pendapat ini menekankan bahwa pengorganisasian itu berfungsi untuk membagi kerja terhadap berbagai bidang, menetapkan kewenangan dan pengkoordinasian kegiatan bidang yang berbeda untuk menjamin tercapainya tujuan dan mengurangi konflik yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsur yaitu : (1) ada kumpulan orang- orang (2) ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi (3) bekerjasama di mana aktivitas-aktivitas yang terpoisah dikoordinir (4) ada tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang kedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana organisasi. Menurut Winadi (1990) pengorgani- sasian ialah suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas- aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas Terry (1973) menjelaskan: Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons, so that they may work together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected task under given environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective.
3. Pengarahan (Directing)
Sebagai langkah selanjutnya aktivitas manajerial ialah pengarahan (directing). Koontz & O’Donnell (1976) mengemukakan: ”directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinates are led to understand and contribute effectively and effeciently to attainment of enterprise objectives, directing involves guiding and leading subordinates”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa melalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para manajer harus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasia rencana yang dibuat.
Pada hakekatnya pengarahan ini menganding kegiatan pemberian motivasi (motivating). Kegiatan ini sebenarnya ter- dapat pada kegiatan directing sebagai sebuah fasilitas atau sarana melakukan pengarahan terhadap para personil dalam organisasi.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen. Dalam organisasi keberadaan pengorganisasian sangat penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Stoner (1991) mengemukakan bahwa proses pengorgani- sasian dibagi menjadi lima tahapan, yaitu : perincian pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi. Dengan demikian koordinasi meru- pakan bahagian integral dari proses pengorganisasian. Sebelum lebih jauh mengungkapkan keberadaan koordinasi maka perlu dikemukakan pengertian koordinasi. Reeser, dkk (1973) men- jelaskan: ”Coordination is the function of assuring that the contributions from subsystem are made as required and that they are linked together into a harmonious whole”. Pendapat mengungkapkan bahwa koordinasi adalah suatu fungsi yang menjamin sumbangan dari satu sub sistem atau bagian dalam organisasi dibuat sebagai syarat yang mana mereka saling terkait bersama kedalam suatu situasi yang harmonis secara utuh.
Menurut Winardi (1990), koordinasi mengimplikasikan bahwa elemen-elemen sebuah organisasi saling berhubungan dan mereka menunjukkan keterkaitan sedemikian rupa hingga semua orang melaksanakan tindakan tepat pada waktu yang tepat dalam rangka mencapai tujuan. Selanjutnya koordinasi menurut Anderson (1984) bahwa :”process involving the transfer of information between jobs and people to avoid overlap of work and to ensure that effort and resources and balanced across tha total organization”. Ini berarti koordinasi merupakan proses yang melibatkan pemindahan informasi antara pekerjaan dan orang untuk menghindarkan pekerjaan yang tumpang tindih, menjamin usaha dan sumber penghasilan serta keseimbangan keseluruhan organisasi.
Thompson seperti dikutip oleh Stoner (1996) bahwa ada tiga variasi ketergantungan antar unit kerja dalam suatu organisasi yaitu : (a) ketergantungan yang dikelompokkan yaitu apabila unit-unit organisasi tidak tergantung satu dengan yang lain, namun sangat tergantung pada prestasi yang memadai (b) ketergantungan skuensial yaitu apabila suatu unit organaisasi harus melaksanakan aktivitasnya terlebih dahulu sebelum unit- unit selanjutnya dapat bertindak, sedangkan (c) ketergantungan timbal balik melibatkan hubungan timbal balik antara sejumlah unit.
Selanjutnya Koontz dan O’Donnell (1972) menjelaskan: “ the best coordination occurs when individuals see how their jobs contribute to the dominate goals of their enterprise”.Setiap bidang pekerjaan memiliki kontribusi penting dalam rangka pencapaian tujuan organaisasi melalui proses koordinasi antar bidang atau unit-unit yang ada dalam organisasi. Kesatuan usaha dari semua unit adalah bekerja untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi bukan terpisah-pisah dalam unit tersendiri. Menurut Siagian (2004) koordinasi memiliki beberapa fungsi, yaitu: (1) pencegahan konflik dan kontradiksi (2) pen- cegahan persaingan yang tidak sehat (3) pencegahan pemborosan (4) pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan terjadinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan. Untuk melakukan koordinasi yang efektif diperlukan adanya komunikasi. Lewis (1987) menjelaskan :”specifik organizational communication activities included communication about work goal, program establishment, coordination, evaluation and soon”. Proses komunikasi akan menentukan efektif tidaknya koordinasi dalam organaisasi. Untuk itu melalui komunikasi yang efektif akan tercipta koordinasi pelaksanaan tugas yang memuaskan.
Di sisi lain koordinasi harus mengisyaratkan tersedianya komunikasi yang tepat antara komponen-komponen organisasi dan memungkinkan mereka untuk memahami aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain dan membantu mereka untuk bekerjasama dengan baik dalam arus kerja secara umum. Pelaksanaan tugas dari berbagai unit dalam organaisasi memerlukan suatu koordinasi yang baik sehingga efektivitas dari masing-masing unit sangat tergantung pada bagaimana kegiatan yang dilak- sanakan sinkron dengan kegiatan unit lainnya. Dijelaskan oleh Handayaningrat (1984) mengenai pentingnya koordinasi yaitu : (1) koordinasi yang baik akan mempunyai efek adanya efesiensi terhadap organisasi itu Koordinasi dapat menghindarkan terjadinya pemborosan uang, tenaga dan alat-alat (2) koordinasi mempunyai efek terhadap moral organisasi terutama yang berhubungan dengan peranan kepemimpinan (leadership). Koordinasi yang baik akan muncul dari kepemimpinan yang baik (3) koordinasi mempunyai efek terhadap perkembangan personal dalam organisasi. Para personil organisasi perlu diken- dalikan agar pekerjaannya tidak simpang siur dan bertabrakan satu sama lain yang akan mengganggu pencapaian tujuan bersama. Di samping itu proses koordinasi itu sendiri dibagi kepada tiga tingkatan, yaitu :Pertama, harus ada rencana perilaku yang telah dibuat bagi semua anggota kelompok. Kedua, seluruh rencana itu atau sedikitnya bagian-bagiannya yang relevan harus dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Ketiga, kesediaan setiap orang untuk berbuat sesuai dengan rencana harus dikem- bangkan. Lebih lanjut koordinasi dapat diperlancar apabila masing-masing anggota organisiasi memahami tujuan-tujuan, rencana-rencana, penerimaan mereka dan kesediaan mereka menyumbangkan tenaga untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan. Karena itu tujuan, kebijakan, prosedur kerja, peraturan dan disiplin harus dimantapkan dan dikomunikasikan dengan baik untuk mencapai koordinasi yang diharapkan dalam pelak- sanaan maupun pencapaian tujuan.
5. Pengawasan (Controlling)
Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakan tindakan terakhir yang dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Pengawasan (controlling) merupakan proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan pengawasan diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncakanakan dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah dan pendayagunaan sumber daya material akan mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Robins (1984) menjelaskan “control is the process of monitoring activities to ensure they are being accomplished as planned and of correcting any significant deviations”. Dengan kata lain pemantauan segala aktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncakan dan pemeriksaan terhadap adanya penyimpangan menjadi hakekat pengawasan. Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung (direct control) maupun pengawasan tidak langsung (indirect control).
Proses pengawasan yang akan menjamin standar bagi pencapaian tujuan, tentang hal ini Terry (1973) menjelaskan “controlling is determining what is being accomplish, that evaluating performance and, if necessary applying corrective measures so performance takes according to plans”.Pendapat di atas mengandung pengertian bahwa pengawasan merupakan usaha yang sistematis dalam menentukan apa yang telah dicapai yang mengarah kepada penilaian kinerja dan pentingnya mengkoreksi atau mengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen se- benarnya merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan- penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan input (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, faslititas, dan informasi), demikian pula pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi), sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output (standar produk yang diinginkan). Sasaran pengawasan sesung- guhnya diarahkan pada upaya mencapai hal-hal berikut:
1) Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselanggara sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi dimaksud.
2) Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif.
3) Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada berlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yang sesungguhnya ditempatkan di bawah kepentingan organisasi.
4) Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana tersebut.
5) Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin.
6) Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.
Berkaitan dengan tujuan di atas, sebenarnya pengawasan sebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu (1) meng- ukur perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
2.2. MANAJEMEN INOVASI
Inovasi merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter pada tahun 1934. Inovasi dipandang seba‐ gai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Istilah kombinasi baru ini dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru. Istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti orisinal tetapi lebih ke ‘kebaruan’. Arti kebaruan ini diperjelas dengan pendapat Schumpeter yang mengatakan bahwa ino‐ vasi adalah mengkreasikan dan mengim‐ plementasikan sesuatu menjadi kombinasi baru. Melalui inovasi seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayan‐ an, proses kerja, pemasaran, sistem pengi‐ riman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga pemegang saham dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003)6.
Inovasi adalah salah satu kata yang tiba-tiba sepertinya ada di sekitar kita. Perusahaan peduli dengan kemampuan mereka untuk berinovasi, yang diduga bergantung pada masa depan mereka (Christensen dan Raynor, 2003), dan banyak konsultan manajemen sibuk membujuk perusahaan tentang bagaimana mereka dapat membantu mereka meningkatkan kinerja inovasi mereka. Politisi juga peduli dengan inovasi: bagaimana merancang kebijakan yang merangsang inovasi telah menjadi topik hangat di berbagai tingkat pemerintahan. Komisi Eropa, misalnya, telah menjadikan kebijakan inovasi sebagai elemen sentral dalam upayanya untuk memperkuat ekonomi Eropa . Sejumlah besar literatur telah bermunculan, terutama dalam beberapa tahun terakhir, tentang berbagai aspek inovasi dan banyak unit penelitian baru yang berfokus pada inovasi telah dibentuk (Martin, 2012)7.
Manajemen Inovasi adalah kombinasi dari manajemen dari proses inovasi dan manajemen perubahan. Hal ini mengacu pada produk, proses bisnis, dan inovasi organisasi. Manajemen inovasi terdiri dari serangkaian metode yang memungkinkan manajer dan insinyur untuk bekerja sama dengan kesamaan pemahaman mengenai proses dan tujuan. Manajemen inovasi memungkinkan organisasi untuk menanggapi peluang eksternal atau internal dan menggunakan kreativitas untuk memperkenalkan ide-ide, proses, atau produk. Hal ini tidak diturunkan untuk R&D; melibatkan pekerja pada setiap tingkat dalam memberikan kontribusi kreatif untuk sebuah perusahaan pengembangan produk, manufaktur dan pemasaran.
Dengan memanfaatkan peralatan manajemen inovasi, manajemen dapat memicu dan menyebarkan kemampuan kreatif tenaga kerja untuk pengembangan yang berkesinambungan dari perusahaan. Alat Umum yang meliputi brainstorming, virtual prototyping, produk manajemen siklus hidup, ide manajemen, TRIZ, Fase–model gerbang, manajemen proyek, lini produk perencanaan dan manajemen portofolio. Proses ini dapat dilihat sebagai evolusi integrasi organisasi, teknologi, dan pasar oleh iterasi rangkaian kegiatan: mencari, memilih, menerapkan, dan menangkap.
Proses inovasi dapat didorong atau ditarik melalui pembangunan. Yang mendorong proses ini didasarkan pada teknologi baru atau teknologi yang telah ada, dimana organisasi memiliki akses, dan mencoba untuk menemukan aplikasi yang menguntungkan. Yang menarik proses ini didasarkan pada menemukan daerah di mana kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi, dan kemudian menemukan solusi untuk kebutuhan tersebut. Untuk berhasil dengan metode lain yang baik, diperlukan pemahaman pasar dan masalah-masalah teknis. Dengan cara membuat pengembangan tim multi fungsional, yang berisi para insinyur dan pemasar, kedua dimensi ini dapat diselesaikan 8.
The product lifecycle semakin pendek karena kompetisi yang meningkat. hal ini memaksa perusahaan untuk mengurangi waktu penjualan. Manajer inovasi harus menurunkan waktu pengembangan, tanpa mengorbankan kualitas dan kebutuhan pasar.
Manajemen inovasi ini didasarkan pada beberapa ide-ide yang dikemukakan oleh ekonom Austria Joseph Schumpeter, bekerja selama tahun 1930-an, yang mengidentifikasi inovasi sebagai faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Bukunya "Kapitalisme, Sosialisme dan Demokrasi" pertama sepenuhnya yang mengembangkan konsep creative destruction.
Manajemen inovasi membantu organisasi memahami kesempatan dan menggunakannya untuk membuat dan memperkenalkan ide-ide baru, proses, atau produk secara industri. Kreativitas adalah dasar manajemen inovasi; tujuan akhirnya adalah perubahan dalam pelayanan atau proses bisnis. Ide-ide inovatif adalah hasil dari dua langkah berturut-turut, imitasi dan penemuan.
Dengan memanfaatkan alat manajemen inovasi, manajemen dapat memicu dan menyebarkan kemampuan kreatif tenaga kerja untuk pengembangan yang berkesinambungan dari perusahaan. alat Umum yang meliputi brainstorming, virtual prototyping, produk manajemen siklus hidup, ideation, TRIZ, Fase–model gerbang, manajemen proyek, lini produk perencanaan dan manajemen portofolio. Proses dapat dilihat sebagai evolusi integrasi organisasi, teknologi, dan pasar, dengan iterasi rangkaian kegiatan: mencari, memilih, menerapkan, dan menangkap.
Proses inovasi dapat didorong atau ditarik melalui pembangunan. Proses pendorong didasarkan apda penemuan teknologi baru atau lama dimana organisasi memiliki akses kedalamnya. Tujuannya adalah untuk menemukan keuntungan aplikasi untuk teknologi yang sudah ada. Proses menarik, sebaliknya, didasarkan pada menemukan daerah di mana kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi dan mencari solusi untuk kebutuhan tersebut. Untuk berhasil dengan baik metode, diperlukan pemahaman pasar dan masalah-masalah teknis. Dengan membuat tim pengembangan multi-fungsional, yang berisi para insinyur dan pemasar, kedua dimensi ini dapat diselesaikan.
Tidd and Bessant (2013:24) mengatakan bahwa umumnya inovasi didorong oleh kemampuan untuk melihat hubungan, peluang dan mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada. Inovasi bukan hanya tentang membuka pasar baru, tetapi juga dapat menawarkan cara-cara baru untuk melayani proses yang sudah terbentuk. Inovasi tidak hanya terbatas pada produk produksi, banyak contoh pertumbuhan melalui inovasi dapat ditemukan di bisnis pelayanan. Inovasi selalu menjadi karakteristik yang paling penting yang berhubungan dengan keberhasilan. Perusahaan yang berinovasi umumnya mencapai pertumbuhan yang lebih baik atau lebih berhasil daripada mereka yang tidak berinovasi. Perusahaan-perusahaan yang mendapatkan pangsa pasarnya dan meningkatkan profitabilitasnya adalah mereka yang berinovatif. Tidd and Bessant mengatakan bahwa inovasi selalu berhubungan dengan perubahan
dan terdapat beberapa bentuk perubahan dalam inovasi sebagai berikut: (1) Product innovation - changes in the things (products/services) that an organization offers; (2) Process innovation - changes in the ways in which they are created and delivered; (3) Position innovation - changes in the context in which the products/services are introduced; (4) Paradigm innovation - changes in the underlying mental models which frame what the organization does 9.
2.3. RESEARCH AND DEVELOPMENT PRODUCT
Pengembangan produk baru adalah salah satu faktor kunci untuk kemajuan dan keunggulan kompetitif di setiap negara. Perusahaan di seluruh dunia dihadapkan pada perubahan teknologi dan layanan produksi organisasi. Siklus hidup produk tidak pernah sesingkat sekarang, Oleh karena itu, pengembangan produk baru adalah salah satu tugas bisnis terpenting. Hanya menggunakan metode tradisional untuk meningkatkan daya saing, misalnya, pengurangan biaya, tidak mungkin untuk tetap berada di pasar. Hanya pendekatan yang konsisten dan pengembangan ide kreatif adalah faktor, yang membantu perusahaan untuk beroperasi dengan sukses. Dalam perekonomian apapun, pengembangan produk atau layanan baru sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan vektor pembangunan kesejahteraan. Salah satu kemungkinan untuk 10.
Untuk mencapai tujuan ini, beberapa tugas ditentukan:
• membandingkan model pengukuran inovasi yang berbeda
• mengembangkan model baru, yang memungkinkan evaluasi setiap tahap dari proses inovasi;
2.3.1. Pengertian Research
Research atau penelitian adalah kata yang sering digunakan untuk mewakili serangkaian kegiatan atau untuk mengartikan sesuatu yang kurang tepat sehingga perlu diluruskan terlebih dahulu.
Untuk memahami apa itu riset atau penelitian, kita perlu tahu apa yang bukan dikatagorikan riset dan apa karakteristik riset.
Apa yang Bukan Riset
Perlu diketahui bahwa research atau penelitian atau riset:
a. Bukan hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. Ini namanya pencarian informasi (information discovery)
b. Bukan memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan menghilangkan inti dari riset yaitu: intepretasi data. Misalnya seorang mahasiswa membuat tulisan tentang Teknologi Pendeteksi Gempa Bumi yang membutuhkan sumber informasi dari berbagai macam sumber dan format. Namun demikian karena sifatnya mengkoleksi data, informasi dari berbagai sumber dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah tulisan tanpa intepretasi data, maka kegiatan yang menghasilkan tulisan ini bukanlah riset.
c. Bukan mencari informasi tertentu secara acak. Misalnya kita ingin membeli rumah, kemudian kita mencari informasi-informasi tentang rumah-rumah yang setipe, harga yang mendekati, lokasi yang bervariasi dan model-model yang ditawarkan melalui brosur-brosur perumahan untuk menentukan rumah yang seperti apa yang kita inginkan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
d. Bukan sekedar istilah untuk menarik perhatian. Beberapa iklan produk menggunakan kata “riset” untuk menarik perhatian konsumen dan meyakinkan konsumen bahwa produk mereka bermutu.
Karakteristik Riset
Jika riset bukanlah 4 hal di atas maka apakah riset itu? Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita.
Sekalipun kegiatan ini dapat saja terjadi untuk hal sehari-hari, tapi kita fokuskan pada FORMAL RESEARCH yaitu riset yang ditujukan untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena dan untuk dikomunikasikan kepada komunitas (dipublikasikan).
Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset:
1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas : pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.
3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam riset?
4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa sub- masalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.
Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution Sub-masalah:
· bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30% dari file asli?
· bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
5. Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis riset yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan riset berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data. Jika suatu hipotesis tidak didukung oleh data, maka hipotesis itu
6. Riset mengakui asumsi-asumi: Dalam riset, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan riset.
7. Riset membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya riset: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam riset data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8. Riset bersifat siklus: siklus dari riset dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1: Siklus Riset
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah: membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati.
Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.
Permasalahan sebagai Inti Riset
Pada dasarnya riset dapat dikatagorikan menjadi dua jenis:
1. basic research/penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau konsep dalam bidang tertentu
2. applied research/penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan teori untuk mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan suatu produk yang membantu manusia.
Dalam kedua jenis riset tersebut, adalah penting untuk menentukan permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan. Permasalahan tersebut biasanya berupa pertanyaaan yang jawabannya memberikan hal baru yang berbeda dan permasalahan tersebut mengembangkan pengetahuan tentang sesuatu misalnya cara berpikir yang baru tentang sesuatu, kemungkin baru dalam penerapan atau membuka jalan bagi penelitian selanjutnya.
Permasalahan untuk riset haruslah mengandung interpretasi data yang merupakan hasil pemikiran si peneliti dalam mencari jawaban dari permasalahan dalam penelitiannya. Untuk memastikan bahwa permasalahan tersebut mengandung interpretasi data pastikan hindari situasi di bawah ini:
1. Pengumpulan informasi untuk memperdalam pemahaman kita terhadap sesuatu. Misalnya suatu riset untuk mengetahui lebih dalam tentang cara kerja router.
2. perbandingan antara dua kumpulan data. Misalnya membandingkan jumlah mahasiswa baru di beberapa PTS di Bandung pasca corona.
3. memanfaatkan komputer sebagai kalkulator besar tanpa disertai analisis atau interpretasi data. Misalnya menggunakan komputer untuk menghitung sekumpulan data dengan rumus ABC.
4. permasalahan yang langsung dapat dijawab dengan “YA” atau “TIDAK”. Misalnya: Apakah koneksi jaringan dengan kabel fiber optic lebih cepat dari pada kabel UTP?
Permasalahan yang tidak memenuhi syarat hanya akan menghasilkan penelitian yang tidak memenuhi standar penelitian. Jika demikian maka penelitian tersebut adalah pekerjaan yang sia-sia.
Secara umum fungsi penelitian menurut Giphart, (1986) ada tiga yaitu, untuk memahami fenomena (need to know) membantu pelaksanaan pekerjaan (need to do) dan untuk memilih (need to choose) dan mengukur. Metode penelitian yang berfungsi untuk memahami fenomena adalah penelitian yang berfungsi untuk menggambarkan fakta, membuktikan, mengembangkan, dan menemukan pengetahuan. Metode penelitian yang dapat digunakan untuk memahami fenomena secara umum adalah metode penelitian survei, eksperimen, kualitatif, dan kombinasi.
Metode penelitian yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan kerja supaya lebih efektif dan efisien adalah adalah metode penelitian tindakan (action research), penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) dan penelitian operasi (operation research). Metode penelitian tindakan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji, mengembangkan. Menemukan dan menciptakan tindakan baru, sehingga tindakan tersebut kalau diterapkan dalam pekerjaan, maka proses pelaksanaan kerja akan lebih mudah, lebih cepat, dan hasilnya lebih banyak dan berkualitas. Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji keefektifan produk yang telah ada, serta mengembangkan dan menciptakan produk baru. Bila produk baru telah teruji, maka produk tersebut bila digunakan dalam pekerjaan maka pelaksanaan pekerjaan akan lebih mudah, lebih cepat, kuantitas dan kualitas produk hasil kerja akan meningkat 11.
2.3.2. Pengertian Development Product
Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.
Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut, para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian produk menurut Kotler (2002:3):
Produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Sedangkan pengertian produk itu sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu
Pengertian Produk adalah:
a. Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
b. Dalam pemgertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
c. Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Dari beberapa definisi tentang produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Atribut – atribut produk.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
a. barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
c. Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).
2.3.3. Pengembangan atau development
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya). adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Pengembangan dapat berupa proses, produk dann rancangan
2.3.4. Pengembangan Product
Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain;
1. Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.
2. Stanton (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan disain.
3. Guiltinan (1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan perubahan teknologi.
4. Sigit (1992) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) disebut jugamerchandising adalah kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara ) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli.
5. Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
6. Dari berbagai pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.
Tujuan dari pengembangan produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2. Untuk menambah omzet penjualan
3. Untuk memenangkan persaingan
4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen
8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus
Sehingga product development adalah segala tahap yang bertujuan mengembangkan produk dari sebuah konsep atau ide melalui market release dan sebagainya.
Adapun menurut Tech Target, product development adalah serangkaian langkah yang mencakup pembuatan konsep, desain, pengembangan, dan pemasaran produk yang baru dibuat atau baru melakukan rebranding.
2.3.5. Research and Development
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg and Gall “research and development is a powerful strategy for improving practice. It is a process used to develop and validate educational products .” Pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa “penenelitian dan pengembangan merupakan strategi yang kuat untuk meningkatkan praktek. Itu adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.” Produk pendidikan yang dimaksud dalam penelitian dan pengembangan mengandung empat pengertian pokok. Pertama, produk tersebut tidak hanya meliputi perangkat keras, seperti modul, buku teks, video dan film pembelajaran atau perangkat keras yang sejenisnya, tetapi juga perangkat lunak seperti kurikulum, evaluasi, model pembelajaran, prosedur dan proses pembelajaran, dan lain-lain. Kedua, produk tersebut dapat berarti produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada. Ketiga, produk yang dikembangkan merupakan produk yang betul-betul bermanfaat bagi dunia pendidikan. Keempat, produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan, baik secara praktis maupun keilmuan.
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses pengembangan perangkat pendidikan yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Pengertian pengembangan menurut Amile and Reesnes, R&D merupakan suatu proses pengembangan perangkat pendidikan yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan untuk menyempurnakan suatu produk yang sesuai dengan acuan dan kriteria dari produk yang dibuat sehingga menghasilkan produk yang baru melalui berbagai tahapan dan validasi atau pengujian.
Dari definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa product development adalah proses untuk mengembangkan dan melakukan perubahan pada sebuah produk. Mengapa product development penting bagi sebuah perusahaan? Pada dasarnya, zaman terus berkembang. Teknologi dan tren pun terus berganti. Oleh karena itu, kamu pasti jarang menemukan produk yang tidak melakukan perubahan apa pun tetapi tetap laku hingga jangka waktu yang panjang. Memang, ada saja produk seperti komputer AT&T yang tetap laku dijual selama bertahun-tahun. Namun, tidak banyak perusahaan yang mampu bertahan dengan cara seperti itu, apalagi bisnis-bisnis kecil. Setiap perusahaan harus menggabungkan kreativitas, penemuan, dan ide untuk mengembangkan sebuah produk yang bisa terus disukai pelanggan. Ketiga hal tersebut tergabung dalam product development.
Ada beberapa aspek yang biasanya terdapat dalam sebuah proses product development, antara lain desain, engineering, manufacturing, distribusi, market positioning, marketing, dan penjualan, seperti dilansir dari Inc. Lalu, siapa yang bertanggung jawab terhadap product development? Umumnya, product development adalah tanggung jawab tim yang dipimpin oleh seorang product manager. Tim tersebut harus menguasai aspek-aspek dalam setiap proses product development.
2.3.6. Inovasi Product
Menurut Prokosa (2005) inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dengan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang diajukannya adalah keinovativan dan capacitas berinovasi.
Keinovasian adalah pikiran tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek budaya perusahaan, sedangkan kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan atau menerapkan gagasan, proses/produk baru secara berhasil.
Menurut Prakosa (2005) Inovasi merupakan cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk–produk dan pelayanan-pelayanan, pengembangan pasar baru dan memperkenalkan bentuk-bentuk baru organisasi, perpaduan berbagai aspek inovasi tersebut pada gilirannya membentuk arena inovasi
Menurut Han et al. (1998) mengemukakan bahwa inovasi tidak hanya terpaku pada masalah teknis namun juga terkait dengan aspek administrasi organisasi. Munculnya inovasi produk pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga inovasi produk merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Inovasi produk secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi inovasi produk juga dapat berperan sebagai mediator yang menguatkan hubungan antara orientasi pasar dan kinerja perusahaan
Menurut Prakosa (2005) menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja permasaran. Akan tetapi dalam penelitiannya tersebut dinyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran, melalui inovasi produk sebagai variabel intervening.
Menurut Raharso (2006) menyatakan kinerja organisasi pada dasarnya tergantung keserasian dari inovasi teknik dan inovasi administratif. Inovasi teknik berhubungan dengan aktivitas kerja dasar yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap produk maupun proses. Inovasi administratif adalah inovasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan aktivitas dasar organisasi. Misal penggunaan komputer untuk melakukan pembukuan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengukuran inovasi dapat ditinjau dalam inovasi produk, Inovasi proses inovasi administrasi dan inovasi teknologi. Berpijak pada batasan penelitian ini yang lebih berfokus pada inovasi produk maka indikator inovasi yang dapat digunakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan produk misal desain/fitur produk, efisiensi penggunaan produk.
Secara konvensional istilah inovasi diartikan sebagai terobosan yang berkait dengan produk-produk baru. Banyak produk baru, yang kelihatannya menjadi gagasan- gagasan yang sangat bagus, ternyata gagal menghasilkan profit di dalam pasar. Menurut Helmi Aditya (2004) heran mengapa hal itu terjadi, lalu ia melaksanakan penelitian terhadap faktor-faktor yang membedakan pemenang dari pecundang. Dalam studinya hampir 2000 produk baru dalam ratusan perusahaan di seluruh dunia dan dalam banyak industri. Cooper mengidentifikasikan enam faktor sukses untuk menciptakan product leadership :
1. Diferensiasi, produk superior
2. Jelas dan tajam untuk sebuah definisi produk awal
3. Memiliki respon yang kuat terhadap persaingan, pasar, tehnikal, dan finansial
4. Aksi pemasaran yang berjalan baik
5. Aksi tehnologi yang berjalan baik
6. Tim cross-functional yang benar
Inovasi produk merupakan cara meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci kesuksesan sebuah operasi bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi pemimpin pasar, Hernard & Szymanski (2001, dalam Helmi Aditya 2004, hal 314).
BAB III
PEMBAHASAN
Dari penjelasan – penjelasan di atas maka timbul sebuah pertanyaan kapan Research and Development suatu product perlu dilakukan? Maka analisanya sebagai berikut
3.1. Tahap – tahap pengembangan produk.
Agar pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu :
1. Pemunculan Gagasan
Pengembangan produk berawal dari pencarian gagasan. Gagasan produk biasanya berasal dari berbagai sumber, diantaranya yaitu manajer pengembangan dan penelitian, pelanggan, ilmuwan, pesaing, pegawai, pesaing, saluran pemasaran dan manajemen puncak
2. Penyaringan Gagasan
Gagasan yang disampaikan oleh pihak-pihak di atas disortir menjadi tiga kelompok yaitu gagasan yang menjanjikan, gagasan yang pas-pasan, dan gagasan yang ditolak. Dalam menyaring gagasan, perusahaan harus memperhatikan dan menghindari dua kesalahan yaitu
a. Kesalahan Membuang, kesalahan ini terjadi jika perusahaan membuang ide yang sebenarnya baik untuk dikembangkan. Karena kurangnya gambaran perusahaan terhadap potensi ide tersebut maka perusahaan membuangnya
b. Kesalahan Jalan Terus, kesalahan ini terjadi apabila perusahaan mengembangkan ide yang sebenarnya merugikan, hal ini akan mengakibatkan produk yang dikembangkan mengalami kegagalan di pasar
3. Pengembangan dan Penyajian Konsep
Gagasan yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep yang dapat diuji, gagasan produk adalah yang mungkin dapat ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Konsep produk adalah versi terinci dari suatu gagasan yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang berarti bagi konsumen
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Perusahaan yang mengembangkan produk dengan melalui strategi pemasarannya perlu memperkenalkan produknya kepada pasar, yang mencakup tiga bagian pokok yaitu :
a. Bagian pertama
• Menjelaskan ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran
• Rencana penentuan posisi produk, penjualan, pangsa pasar dan laba yang diinginkan dalam beberapa tahun yang akan datang
b. Bagian kedua
• Mengikhtisarkan rencana harga produk itu
• Strategi distribusi
• Anggaran pemasaran untuk tahun pertama
c. Bagian ketiga
• Menjelaskan penjualan jangka panjang
• Menjelaskan sasaran laba
• Menjelaskan strategi bauran pemasaran selama jangka waktu itu
5. Analisis Bisnis
Setelah manajemen mengembangkan konsep produk dan strategi penasaran, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis. Manejemen perlu melakukan persiapan proyeksi penjualan, biaya, dan laba untuk menentukan apakah semua itu memenuhi tujuan perusahaan. Jika memenuhi, konsep itu dapat dilanjutkan ketahap pengembangan produk
6. Pengembangan Produk
Jika konsep produk dapat melewati pengujian bisnis, konsep itu akan berlanjut ke bagian litbang dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik
7. Pengujian Pasar
Tahap dimana produk diberi merk, kemasan dan program atas tanggapan konsumen dan penyaluran terhadap masalah-masalah perlakuan, penggunaan dan pembelian barang ulang produk senyatanya serta pengkajian atas seberapa luas pasar sesungguhnya. Luasnya pengujian pasar yang harus diadakan akan bergantung pada dua segi yaitu biaya dan resiko penanaman modal disatu pihak dan pihak lainnya adalah keterbatasan waktu dan biaya penelitian
8. Tahap Komersialisasi
Tahap ini merupakan tahap peluncuran produk ke pasar dimana perusahaan yang berkapasitas sebagai produsen suatu produk akan memutuskan mengenai peluncuran produk ke pasar. Dalam tahap ini, kewajiban manajemen adalah menentukan kapan (when), kepada siapa (who), dan bagaimana (how) produk-produk itu dipasarkan
3.2 Proses Pengembangan Produk
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.
Proses Pengembangan ProdukBaru
Menurut Kotler dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yang terlihat dalam gambar diatas dijelaskan di bawah ini:
1) Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2) Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3) Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
4) Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5) Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6) Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7) Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8) Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Kemudian secara teknis kapan riset dan development dilakukan? Yaitu ketika terjadi hal – hal berikut :
1. Pertumbuhan melambat
Setiap perusahaan tentu berharap adanya pertumbuhan yang signifikan dari waktu ke waktu. Namun jika menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan terus melambat, bisa jadi ini tanda bahwa perlu melakukan product development. Pertama, perlu menemukan apa yang membuat bisnismengalami perlambatan. kedua, carilah ide dan inovasi segar untuk produkmu. Mungkin saja pelanggan jenuh dengan produk yang ditawarkan perusahaan.
2. Permintaan berkurang
Tanda lain bahwa perusahaan harus melakukan product development adalah ketika permintaan berkurang. Padahal, perusahaan telah melakukan berbagai upaya pemasaran yang anggap menarik. Penjualan yang menurun memang bisa terjadi kapan saja. Namun, jika hal tersebut terus terjadi dalam waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan sudah mulai tidak tertarik dengan produk.
3. Pelanggan berharap perubahan besar
Semua perusahaan perlu mendengarkan feedback dari pelanggan. Berbagai masukan tersebut dapat menjadi pertimbangan besar bagi perusahaan untuk menentukan langkah yang harus diambil. Namun, bisa jadi ada satu momen ketika banyak pelanggan menyampaikan saran yang kamu anggap mustahil dijalankan perusahaan. Sebagai contoh, pelanggan berharap produkmu bisa menjadi lebih X, Y, dan Z. Padahal, melalui perhitungan perusahaan, hal tersebut tidak mampu kalian lakukan.
Maka, harus berhati-hati dan mencari pengembangan alternatif agar pelanggan tetap mau menikmati produk.
4. Ada kompetitor baru
Kompetitor adalah hal yang biasa dalam suatu bisnis. Namun, harus tetap waspada saat mendengar ada kompetitor baru. Bisa jadi mereka hadir dengan produk dan inovasi yang lebih disukai oleh pelanggan. Dengan begitu, mereka akan beralih ke kompetitor baru tersebut. Maka, fungsi product development di sini adalah agar pelanggan tetap setia pada produk yang ditawarkan.
5. Kompetitor mulai meninggalkan pasar
Sekilas, kompetitor yang mulai meninggalkan pasar memang terkesan baik. Kita bisa mengambil alih pasarnya dan menjadikan pelanggan mereka sebagai pelanggan baru. Namun, jika didalami, situasi ini bisa jadi pertanda sesuatu yang kurang baik. Bisa jadi kompetitor mulai meninggalkan pasar karena pelanggan sudah tidak tertarik lagi dengan sektor yang kalian jalani. Jika tidak melakukan product development, pelanggan bisa meninggalkan juga seperti kompetitor yang telah pergi terlebih dahulu.
BAB IV
KESIMPULAN
Ketika memulai sebuah bisnis atau menjalankan sebuah organisasi bisnis, salah satu hal pertama yang harus dilakukan adalah riset. Jika ingin menjangkau target konsumen, menciptakan brand image yang kuat, dan dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen, maka riset adalah jawabannya.
Tugas utama dari seorang pebisnis atau manajemen adalah memasarkan produk yang tepat, di tempat yang tepat, dengan harga yang tepat, dan untuk orang yang tepat. Selain itu, seorang pemasar juga perlu mencari tahu apakah konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, sehingga mereka tetap loyal kepada brand kita.
Selain beberapa alasan di atas, dan sebagai kesimpulan ada banyak alasan mengapa kita perlu melakukan riset.
1. Mengidentifikasi Masalah dan Peluang
Riset akan membantu mengidentifikasi peluang baru untuk produk yang sudah ada maupun produk baru. Riset ini akan memberikan informasi tentang pangsa pasar, sifat persaingan, tingkat kepuasan pelanggan, kinerja penjualan, dan saluran distribusi. Informasi ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dimiliki perusahaan Anda.
2. Menyusun Strategi Pasar yang Matang
Saat ini pasar tidak lagi bersifat lokal, melainkan global. Perusahaan semakin kesulitan untuk melakukan kontak dengan konsumen dan mengontrol saluran distribusi. Persaingan juga sama parahnya. Kebutuhan konsumen semakin sulit untuk diprediksi. Segmentasi pasar semakin sulit dilakukan di pasar yang sangat luas. Di sinilah riset pemasaran memiliki peranan penting untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Dengan riset yang matang, Anda akan dapat menyusun strategi dengan lebih baik, dan mampu mengidentifikasi kebutuhan maupun karakteristik konsumen.
3. Meningkatkan Penjualan
Riset pemasaran digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam suatu pasar. Ini juga mempelajari efektivitas tenaga penjualan dan mengidentifikasi wilayah penjualan yang paling potensial. Informasi ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu dioptimalkan, dan juga membantu perusahaan dalam menemukan metode alternatif pendistribusian barang.
4. Memperkirakan Penjualan
Salah satu tugas menantang dari manajer produksi adalah menjaga stok barang agar tetap optimal. Walau bagaimanapun, produksi perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan. Maka dari itu, perkiraan penjualan yang dihitung dengan metode ilmiah sangat diperlukan. Riset membantu dalam peramalan penjualan dengan menggunakan metode pangsa pasar dan metode estimasi tenaga penjualan. Ini juga akan membantu Anda dalam memperbaiki kuota penjualan dan rencana pemasaran ke depannya.
5. Merevitalisasi Brand
Riset pemasaran digunakan untuk mempelajari dan mengetahui posisi merek atau brand position kita. Langkah ini dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan perluasan brand atau bahkan mengubah nama brand itu sendiri. Seperti kita ketahui, salah satu tujuan utama dari product adalah membangun loyalitas kepada brand, dan riset pemasaran akan membantu dalam mengembangkan teknik untuk mempopulerkan dan mempertahankan loyalitas konsumen kepada brand kita.
6. Memudahkan Pengenalan Produk Baru
Riset pemasaran dapat membantu menguji produk-produk baru di satu atau dua pasar dalam skala kecil. Ini akan membantu kita dalam mengetahui respon konsumen terhadap produk baru tersebut, sehingga kita dapat mengembangkan konsep marketing mix yang sesuai. Dengan demikian, langkah ini dapat mengendalikan risiko yang mungkin muncul saat memperkenalkan produk baru.